Pemotor, Ini Kunci Aman Menerobos Genangan Air

13 November 2018 7:46 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara melintasi banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu (11/11/2018).  (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara melintasi banjir di Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Minggu (11/11/2018). (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
ADVERTISEMENT
Musim hujan tiba, sudah waktunya bagi kamu untuk melakukan persiapan. Bagi pemotor, musim hujan memberikan tantangan tersendiri, khususnya yang memutuskan berkendara dalam kondisi hujan dan terpaksa menerobos genangan.
ADVERTISEMENT
Munculnya genangan-genangan air menjadi salah satu tantangan yang harus dilalui. Bukan hanya masalah bisa membuat beberapa komponen motor terendam, genangan air juga bisa 'menyembunyikan' lubang-lubang di jalanan yang bisa menjadi penyebab kecelakaan.
"Makanya kalau lihat ada genangan air, kurangi kecepatan secara berkala, kalau perlu berhenti dulu" terang Senior Instructor Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana.
Adanya genangan air juga merupakan indikasi jalanan yang basah dan licin oleh sebab itu pengurangan laju kecepatan pun perlu dilakukan untuk mencegah aquaplanning.
Setelah itu jika kondisi air menggenang cukup panjang, dia menyarankan pengendara untuk memantau terlebih dahulu kondisinya apakah genangan air di depan semakin dalam. Hal ini bisa dilakukan dengan melihat trotoar ataupun pengendara motor lain yang melintasi genangan tersebut.
Banjir bandang di ruas jalan Sukamakmur-Cianjur. (Foto:  ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
zoom-in-whitePerbesar
Banjir bandang di ruas jalan Sukamakmur-Cianjur. (Foto: ANTARA FOTO/Arif Firmansyah)
"Kalau mau dilihat dari segi safety, maksimal tinggi genangan yang bisa dilalui itu 1/2 dari diameter velg," tambah Sonny.
ADVERTISEMENT
Sonny menerangkan bagian yang paling harus dihindari terendam adalah filter udara. Jika menaati aturan ketinggian maksimal seharusnya filter udara tidak akan terendam air.
Jika kondisi genangan dipastikan mungkin untuk dilewati, berkendaralah dengan kecepatan lambat --maksimal 20-25 km/jam-- untuk menjamin ban menapak dengan sempurna di jalan.
Selain itu pastikan juga posisi berkendara siaga, dengan posisi tangan sedikit ditekuk, guna menghadapi jalanan begelombang, ataupun lubang yang tidak terlihat. Tidak lupa Sonny juga mengingatkan agar pengendara jangan pernah mengangkat kaki untuk menghindari cipratan
"Karena titik berat motor akan berubah dan kemungkinan oleng semakin besar," jelas dia lagi.