Pemotor, Jangan Berteduh di Bawah Jembatan

14 November 2018 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara sepeda motor menggunakan mantel saat hujan. (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara sepeda motor menggunakan mantel saat hujan. (Foto: ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang menjengkelkan saat musim hujan tiba adalah jalanan yang tersendat karena banyaknya pengendara yang menepikan motornya untuk berteduh di underpass atau di bawah jembatan penyeberangan orang (JPO).
ADVERTISEMENT
Pengemudi dan pengendara lain sering kali harus memperlambat laju kendaraannya dan bergantian lewat karena biasanya 2 lajur tersedia untuk melintas, kini menjadi satu lajur akibat banyaknya pengendara yang parkir menunggu hujan reda.
Pendiri sekaligus instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC) beranggapan, hal tersebut menunjukkan kurangnya empati khususnya masyarakat perkotaan tentang budaya berlalu lintas.
"Ini bentuk perilaku masyarakat yang rendah empatinya, bisa dilihat perilaku tersebut tidak aman mengabaikan kenyamanan dan keselamatan orang lain," kata Jusri saat dihubungi kumparanOTO, Selasa (14/11).
Pemotor berteduh di bawah Simpang Susun Semanggi (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pemotor berteduh di bawah Simpang Susun Semanggi (Foto: Yudhistira Amran Saleh/kumparan)
"Mereka berhenti di tempat yang tidak semestinya bahkan membahayakan orang lain dengan mengokupasi badan jalan tanpa menghiraukan keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan lain misal di bawah fly over sampai menutup jalan yang lebar akhirnya menyisakan satu lajur buat mobil," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Jusri kembali menambahkan, dengan banyaknya pengendara yang berteduh di tempat yang tidak semestinya, berpotensi menimbulkan pengeroyokan kalau umpama terjadi senggolan atau benturan antara mobil dengan mereka yang berteduh.
"Karena punya satu tujuan yang sama parkir bergerombol, kemudian ada kendaraan yang menyenggol, mereka bisa saja berbondong-bondong menghakiminya karena tidak terima, dan ini lagi-lagi harus disikapi dengan bijak, ini suatu anomali perilaku yang salah tapi dibenarkan," sambung Jusri.
Kemacetan di daerah Slipi akibat hujan (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kemacetan di daerah Slipi akibat hujan (Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan)
Untuk itu Jusri berpesan untuk hindari penggunaan badan jalan untuk berteduh. Sebaiknya gunakan tempat yang aman seperti area parkir perkantoran, mall, atau kantung parkir lain sambil menunggu hujan reda.
Tak kalah penting, rencanakan perjalanan dan siapkan perlengkapan berkendara musim hujan baik untuk pengendara maupun pemboncengnya.
Melipat jas hujan (Foto: Aditya Niagara)
zoom-in-whitePerbesar
Melipat jas hujan (Foto: Aditya Niagara)
"Rencanakan perjalanan, kalau sudah hujan jangan lanjutkan perjalanan, kalau pun terpaksa berhenti, cari tempat yang aman, berkendara sambil hujan itu sudah risiko, makanya harus dipersiapkan dengan matang," tambah Jusri.
ADVERTISEMENT
Lalu bagaimana bagi pengendara yang hendak memasang jas hujan?
Jusri beranggapan untuk memasangnya pada tempat yang aman, bukan tepian jalan. Meskipun waktu (pemakaian jas hujan) relatif sebentar, untuk hal darurat seperti itu juga harus disikapi dengan benar agar tidak mengganggu pengguna jalan lain.