Perluasan Wilayah Ganjil Genap Katrol Penjualan Mobil Baru?

12 Agustus 2019 16:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penerapan aturan ganjil-genap di DKI Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penerapan aturan ganjil-genap di DKI Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
Sistem ganjil genap yang diperluas di Wilayah DKI Jakarta, ternyata tak berimbas signifikan untuk mendongkrak penjualan mobil baru. Meskipun ada potensi, tapi kemungkinannya sangat kecil sekali.
ADVERTISEMENT
Ini seperti yang disampaikan Direktur Pemasaran 4W PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), Donny Saputra kepada kumparan, Senin (12/8).
Nampaknya ini berbanding terbalik dengan pernyataan Manager Senior Bursa Mobil Bekas WTC Mangga Dua, Herjanto Kosasih, yang penjualannya bakal naik sampai 10 persen.
Suzuki Ertiga Foto: dok. SIS
“Kalau ada yang bilang ini memicu pertumbuhan mobil baru atau bekas sih saya tak setuju, karena memang sedikit banget potensinya, dari situ saja sudah kelihatan,” ucap Donny.
Membeberkan fakta datanya, Donny menyebutkan sampai saat ini penjualan mobil di Indonesia mayoritas adalah first buyer sampai 80 persen. Sementara additional hanya 7 persen, dan sisanya replacement.
Sementara itu, potensi masyarakat untuk membeli mobil baru sebagai tambahan --salah satunya karena ganjil genap-- ada di segmen ‘additional buyer’, yang besarannya hanya sekitar 10 persen saja. Jadi sangat kecil sekali.
Ilustrasi penerapan aturan ganjil-genap di DKI Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
“Jadi sebenarnya ada si peluangnya ganjil genap yang akhirnya membeli mobil untuk nomor baru. Tapi tidak banyak, jadi 10 persen dari 7 persen, itu sudah optimis banget,” tuturnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian dari sisi penjualan kata Donny, mengejar orang yang sudah punya memiliki mobil untuk membeli mobil lagi, dibanding dengan orang yang baru akan membeli mobil --first buyer. Mereka butuh alasan khusus mengapa harus menambah kendaraan lagi.
“Mereka tidak serta merta menumpuk mobilnya di rumah kan, orang hobi kan sedikit,” ucapnya.

Dorongan ke motor kelas medium

Ketimbang berimbas ke jualan mobil baru, Donny malah beranggapan efek positifnya akan bisa diterima oleh industri sepeda motor, khususnya di segmen medium Rp 30 juta ke atas.
“Biasanya dia naik mobil, tapi karena suatu alasan akhirnya dia terpaksa naik motor, dan motor yang dinaiki harus nyaman, at least level kenyamanannya lebih dari motor-motor yang ada. Mungkin bisa switching ke motor-motor seperti itu,” ucap Donny.
ADVERTISEMENT
Selain sepeda motor, Donny menyebut masyarakat juga akan berpikir untuk menggunakan angkutan umum --bila infrastruktur mendukung--, dan juga kendaraan sharing seperti ojek online atau taksi online.
Sampai saat ini, Ketua Bidang Komersial Asosiasi Industri Sepedamotor Indonesia (AISI), masih belum merespons sambungan telepon kumparan, untuk mengonfirmasi soal fenomena ganjil-genap tersebut.