Presdir Nissan Indonesia: Datsun Bukan Merek Mobil Murah

Tampak depan Datsun Go-cross. (Foto: Dok. Datsun Go-cross)

Bangkitnya merek Datsun di Indonesia ditandai dengan partisipasi mereka dalam program mobil murah ramah lingkungan atau LCGC. Sehingga wajar bila konsumen pada akhirnya mendefinisikan jenama Jepang itu sebagai merek mobil murah.

Namun, Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia (NMI) Antonio Zara tak sepakat dengan itu. Meski Datsun Go Panca dan Datsun Go+ Panca saat ini adalah LCGC, dia tak menutup kemungkinan bahwa mereka akan memiliki produk yang berkompetisi di luar itu.

"Kenapa merujuk Datsun sebagai merek mobil LCGC saja," tanya Zara kepada sejumlah pewarta saat dijumpai di kawasan Thamrin, Jakarta, yang ditulis Selasa (28/2/2017).

Datsun, lanjut pria yang akrab disapa Toti itu, adalah merek global. Di mana, produknya dipasarkan di sejumlah negara misalnya di Afrika Selatan, India, dan Rusia. "Terlebih kami punya sinergi dengan Nissan dan tentu saja tidak mau membatasi sebagai pemain LCGC saja," katanya.

Tampak atas Datsun Go-cross. (Foto: Dok. Datsun Go-cross)

Toti menuturkan, Datsun sendiri telah memiliki sebuah model yang siap bermain di pasar non-LCGC. Mobil tersebut adalah Go-cross yang pernah hadir melalui Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Agustus 2016.

Sebagaimana kumparan kutip dari laman resmi Datsun Indonesia, GO-cross merupakan wujud dari niat mereka untuk ekspansi. Mobil ini bakal bermain di kelas crossover. Adapun, Go-Cross dibangun dari platform yang sama dengan Datsun GO+.

Head of Datsun Indonesia Indriani Widjaja dalam sebuah kegiatan test drive di Bandung beberapa waktu lalu menambahkan bahwa pabrikan tidak memposisikan diri untuk fokus pada satu brand. "Kita nggak pernah bilang Datsun itu khusus LCGC," katanya.

Nah, Datsun sendiri saat ini masih melakukan studi terkait Go-cross. Bila benar hadir di luar LCGC, maka pabrikan harus memiliki strategi agar mobil tersebut tak bersikutan dengan saudara sendiri, yakni Nissan.