news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sudah Bermesin Euro 4, Xenia Masih Boleh Tenggak Premium?

17 Februari 2019 10:17 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Daihatsu Xenia 1.5L terbaru 2019. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Daihatsu Xenia 1.5L terbaru 2019. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Daihatsu Xenia facelift terbaru yang meluncur pada 15 Januari 2019 lalu, mesinnya sudah berstandar emisi Euro 4. Ini mengikuti aturan yang tercantum dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 20/2017 tentang Penerapan Baku Mutu Emisi Kendaraan, dan sudah diteken Siti Nurbaya Bakar pada 10 Maret.
ADVERTISEMENT
Kemudian, apakah Xenia masih bebas menenggak jenis bahan bakar yang tersebar di Indonesia termasuk Premium?
Bambang Supriyadi, Head Product Improvement Technical Service Division PT Astra Daihatsu Moto (ADM) menuturkan, bila mengikuti regulasi yang direkomendasikan untuk digunakan adalah Pertamax Turbo. Namun, mereka masih menolerir penggunaan bahan bakar yang kelasnya di bawah itu.
Daihatsu Xenia 1.5L terbaru 2019. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
“Jadi semua unit yang diproduksi setelah Oktober berstandar Euro 4 (termasuk Xenia). Klasifikasi Euro 4 apa sih, mereka menyaratkan kandungan sulfurnya 50 ppm (part per million), di Indonesia yang bisa memenuhi itu hanya jenis Pertamax Turbo saja,” ujar Bambang beberapa waktu lalu.
Namun memang diakui, penyebaran bahan bakar kasta tinggi itu masih belum merata ke seluruh Indonesia. Apalagi harganya juga menyekik kocek, di mana per 4 Januari 2019 banderolnya Rp 12.000 per liter.
ADVERTISEMENT
“Kalau rekomendasi ya menyesuaikan dengan regulasi yang bagus, tapi Xenia pada dasarnya jenis bahan bakar minyak (BBM) yang masih ada di kita bisa dipakai (termasuk Premium),” ujar Bambang.

Efek Negatifnya Apa?

Namun bila BBM yang dikonsumsi tak sesuai dengan regulasi, efisiensi BBM dan performanya akan menurun. Apalagi bila tumpukan kotoran pada Catalytic Converter (CC) --saringan berbentuk sarang lebah yang disematkan di dalam knalpot-- sudah parah.
“Efisiensi akan turun, misalnya kita minum yang bagus ya dalam artian Turbo yang ppmnya 50, maka power sama torsi maksimal itu terasa sih. Kedua, umur CC-nya yang akan semakin pendek di knalpot. Biaya penggantiannya sampai Rp 4 juta,” kata Bambang.