news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Tentang Yamaha yang Tidak Lagi Produksi Motor Matik 110 cc

30 September 2018 17:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Yamaha Lexi (Foto: dok. PT YIMM)
zoom-in-whitePerbesar
Yamaha Lexi (Foto: dok. PT YIMM)
ADVERTISEMENT
PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sebagai salah satu pabrikan sepeda motor paling besar di Indonesia, sadar betul motor matik yang saat ini menjadi idola dan digemari. Tidak heran kalau line-up produk mereka juga mayoritas diisi motor yang tidak memerlukan penggantian gigi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu menariknya tidak ada satupun produk mereka saat ini yang menggendong mesin 110 cc. Jajaran sepeda motor matik yang mereka jual punya kapasitas mesin 125 cc atau lebih.
"Itu kan strategi, bahwa mulai sekitar 2014/15 motor matik kita naik ke 125 cc. Karena kita kan mau tunjukin kalau konsumen gak cari irit aja, dia juga cari performa," terang Manager Marketing PT YIMM, Antonius Widiantoro saat berbincang dengan kumparanOTO, Minggu (30/9) di Bogor, Jawa Barat.
Menurut dia konsumen saat ini tidak menilai sepeda motor hanya berdasarkan kapasistas mesin saja. Dia mengatakan pasar motor matik 125 cc saat ini juga cukup besar karena menawarkan lebih banyak keuntungan.
"Toh konsumen Yamaha gak ada yang mengeluh. Dengan 125 cc mereka enjoy, tenaganya dapat, iritnya juga dapat," ujarnya lagi.
All New Yamaha X-Ride 125 (Foto: dok. Alfons Yoshio)
zoom-in-whitePerbesar
All New Yamaha X-Ride 125 (Foto: dok. Alfons Yoshio)
Melihat laman resmi Yamaha Indonesia memang produk motor matik yang mereka jual saat ini cukup beragam dengan kapasitas mesin paling kecil 125 cc. Ada Yamaha Mio, X-Ride, Fino, Soul GT, serta Lexi dengan mesin 125 cc, dilanjutkan NMax dan Aerox dengan mesin 155 cc serta XMAX di kelas 250 cc, dan TMAX yang punya mesin 530 cc.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut Anton mengakui kalau seri keluarga MAXI series menjadi salah satu yang menjadi andalan dan mereka fokuskan untuk diberi untuk pelanggan. Hal ini berhubungan dengan perkembangan pasar dan pergeseran selera konsumen.
"Kondisinya kan sekarang mayoritas orang udah beralih ke pasar matik. Tapi mereka tidak hanya sekadar motornya untuk dipakai sara transportasi sehari-hari. Mereka cari yang lebih dari itu yang mewakili gaya hidup dan tren," tambah Anton lagi.