Ternyata Memakai Balaclava Bisa Bikin Helm Tak Mudah Bau Apek

15 Agustus 2019 12:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Balaclava Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Balaclava Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Balaclava menjadi perlengkapan yang banyak digunakan pemotor untuk mereduksi polusi dan debu saat berkendara.
ADVERTISEMENT
Berbicara sedikit sejarahnya, balaclava pertama kali dipakai oleh pasukan tentara Inggris untuk melindungi dari udara yang dingin. Seiring waktu, penggunaan perlengkapan ini pun mulai berkembang dan menjadi kerap dipakai pebalap, termasuk di ajang Formula 1.
Ilustrasi Balaclava di Formula 1 Foto: Istimewa
Nah, untuk penggunaan sehari-hari, balaclava ternyata tak cuma untuk mereduksi paparan polusi dan debu saat berkendara. Perlengkapan yang satu ini pun bisa membuat helm tidak mudah bau apek dan tentunya lebih nyaman.
Aditya Wahyu Utama, punggawa 1Ds Inside Helmets & RacingGear Detailing Service, menuturkan balaclava memiliki fungsi menyerap keringat dan memudahkan pengendara ketika memakai maupun melepas helm.
“Tentu, pertama untuk proteksi polusi bagi pengendara, kedua untuk menjaga interior helm tetap bersih dan tidak cepat rusak. Keringat yang berlebih bisa saja menempel di busa dan EPS (Expanded Polystyrene/Styrofoam) helm,” jelasnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Interior helm Arai Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Ia menyebut, jika pengendara sudah membersihkan busa padding helm namun masih muncul aroma tak sedap, penyebab utamanya karena EPS pada helmnya yang kotor. Nah, untuk menghalau masalah tersebut, penggunaan balaclava bisa menjadi solusi.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, ia tak menyebut bahwa pemakaian balaclava adalah hal yang wajib untuk digunakan. Asal perawatannya tepat dan pengendara menaruh perhatian lebih pada helm, kondisi helm pun akan tetap maksimal.
Ilustrasi Balaclava Foto: Istimewa
“Kebanyakan yang dijual di pasaran kan yang kw (palsu), itu berbahan spandex. Hanya licin saja tapi daya serap keringatnya rendah. Berbeda dengan bahan Dry Fit, memang harganya jauh lebih mahal tapi tingkat serap keringat tinggi dan cepat kering dia juga ada anti bakterinya,” lanjut Adit.
Menyoal perawatannya, Adit menjelaskan tidak ada perawatan yang khusus, hanya saja ia menyarankan agar tetap memperhatikan kebersihannya. Setidaknya dicuci maksimal satu kali seminggu.
“Jangan dicuci di mesin cuci, nanti cepat rusak kainnya. Direndam air dan pewangi saja,” tuntasnya.
ADVERTISEMENT