Tesla Dicela, Tesla Dibela

4 Juni 2018 11:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tesla Model 3 (Foto: Reuters/Tesla)
zoom-in-whitePerbesar
Tesla Model 3 (Foto: Reuters/Tesla)
ADVERTISEMENT
Teknologi kendaraan otonom alias mobil tanpa sopir dalam beberap tahun terus dikembangkan. Hasilnya pun cukup menunjukkan ke arah yang positif. Meski begitu di sisi lain ada juga kegagalan dari uji coba teknologi ini yang berujung fatal.
ADVERTISEMENT
Salah satu yang mendapat perhatian besar adalah saat mobil otonom Uber yang menabrak seorang wanita hingga tewas pertengahan Maret 2018 lalu. Kecelakaan ini sendiri mendapat perhatian karena merupakan kecelakaan teknologi otonom pertama yang sampai menyebabkan kematian.
Tidak lama berselang, akhir Mei lalu, Tesla Model 3 yang sedang menjalankan road trip di Eropa juga mengalami kecelakaan. Electrek melansir sang pengguna kendaraan mengatakan kalau mobil yang dia kendarai dalam mode pilot otomatis dan "tiba-tiba berbelok ke kanan kemudian menabrak pembatas jalan tanpa ada peringatan sebelumnya".
Tesla kemudian menanggapi hal ini dengan mengatakan, kalau pihak mereka sebelumnya sudah menginformasikan kalau layanan dan konektivitas Tesla belum tersedia di Eropa. Selain itu mereka juga menegaskan kalau homologasi untuk Tesla Model 3 baru hadir untuk pasar Amerika Serikat dan Eropa. Pihak Tesla juga menambahkan kalau mereka selalu mengingatkan pengendara untuk tetap awas dan dalam kondisi siap saat dalam mode pilot otomatis sekalipun.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Tesla ini menunjukkan kalau teknologi kemudi tanpa sopir yang ada saat ini masih memerlukan adanya supervisi dari pengendara. Sehingga kalau-kalau ada situasi berbahaya, pengemudi dapat langsung mengambil alih kemudi. Namun di sisi lain pernyataan Tesla juga menunjukkan kalau layanan kemudi tanpa sopir yang mereka kembangkan --dan mungkin juga dikembangkan pabrikan lain-- memerlukan cakupan konektivitas tertentu agar bisa bekerja dengan baik.
(Fitur pilot otomatis pada mobil otonom yang ada sekaran sendiri baru memasuki tahapan awal. Baca di sini untuk mengetahui 5 level pengembangan kendaran otonom)
Tesla dibela
Selang sepekan semenjak kejadian tersebut, Anton Zaslavski, produser musik yang lebih dikenal dengan nama Zedd, merasa gerah dengan pemberitaan media yang cenderung memojokkan teknologi otonom Tesla.
ADVERTISEMENT
Lewat cuitannya dia berbagi kisah bagaimana fitur ini justru menyelamatkan nyawanya.
"Saya pernah tertidur saat akan berkendara pulang pada tengah malam saat melintasi highway (dengan pilot otomatis menyala) dan dibangunkan oleh bunyi alarm dan musik yang dimatikan. Mungkin saya sudah meninggal jika tidak ada itu," cerita dia.
(Apa yang dialami Zedd ini disebut sebagai microsleeping. kumparanOTO sempat membahasnya di story 'Microsleep, "Musuh" Pemudik saat Berkendara ke Kampung Halaman')
Teknologi pilot otomatis Tesla memang akan mengingatkan pengendara untuk selalu siaga dengan menggengam setir. Jika pengemudi tidak merespons dalam jangka waktu tertentu, bunyi 'alarm' ini akan semakin keras dan musik akan dimatikan sembari berusaha untuk meminggirkan kendaraan ke tempat yang aman. Setelah di posisi yang aman dan kendaraan dimatikan, fitur pilot otomatis ini tidak bisa digunakan sementara untuk mendorong pengemudi kembali mengambil kemudi.
ADVERTISEMENT
Meski tidak bisa dibenarkan (tertidur saat berkendara), kesaksian Zedd ini setidaknya menunjukkan pada lingkungan yang mendukung teknologi mobil otonom Tesla bisa berjalan dengan baik. Selain itu dapat dibuktikan juga kalau berkendara dengan menyalakan pilot otomatis lebih aman karena ada teknologi yang menyokong kalau-kalau pengemudi teledor saat berkendara.
Namun pada akhirnya tertidur saat berkendara adalah hal yang sangat berbahaya dan tidak disarankan. Oleh sebab itu jika merasa lelah saat berkendara, sekalipun ada fitur pilot otomatis di mobil kamu, sebaiknya berhenti dan istirahat sejenak.