Upaya Gearhead Monkey Garage Hidupkan Ekspor Komponen Mobil 'Hot Road'

20 November 2018 20:31 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bodi dan sasis karya Gearhead Monkey Garage berbasis hot road Ford 32 (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bodi dan sasis karya Gearhead Monkey Garage berbasis hot road Ford 32 (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
ADVERTISEMENT
Upaya mendorong ekspor di industri otomotif tidak hanya bisa dilakukan oleh agen pemegang merek (APM) lewat unit mobil utuh ke negara-negara lain. Salah satu bengkel lokal, Gearhead Monkey Garage (GMG) juga berharap dapat mengapalkan komponen bodi dan sasis mobil yang mereka buat ke berbagai negara.
ADVERTISEMENT
Keseriusan bengkel yang berpusat di daerah Tendean, Jakarta Selatan ini dalam menggarap komponen mobil, ditunjukan lewat unit 'Hot Road' berbasiskan Ford 32 yang sempat dipamerkan di Indonesia Modification Expo (IMX) 2018, akhir pekan lalu.
"Ini sebenarnya prototype --dengan basis Ford 32. Ini bodi dan sasisnya diproduksi di Indonesia, kami yang mengerjakan. Kami memang ingin fokus produksi bodi dan sasis untuk 'Hot Road' untuk diekspor, memang bukan untuk di Indonesia," terang Penggawa Gearhead Monkey Garage, Imam Arif Kusumo kepada sejumlah wartawan.
Dia menjelaskan kalau apa yang mereka tampilkan saat ini adalah model percontohan untuk memamerkan kemampuan mereka dalam membuat sasis serta bodi mobil. Hasilnya pun patut diacungi jempol, tampilan eksterior mobil ini sangat rapi dan terlihat sangat menyerupai mobil buatan pabrikan.
ADVERTISEMENT
Imam menjelaskan kalau apa yang mereka hadirkan lebih ke arah bisnis suku cadang kendaraan ketimbang membuat kendaraan secara utuh dan bisa diterapkan pada banyak kendaraan. Kebetulan saja apa yang dia pamerkan kala itu salah satunya mengambil model Ford 32 dengan mesin V8, 5.700 cc.
Bodi dan sasis karya Gearhead Monkey Garage berbasis hot road Ford 32 (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bodi dan sasis karya Gearhead Monkey Garage berbasis hot road Ford 32 (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
"Untuk kit, sasis dan bodinya aja sekira Rp 150- 200 juta. Jadi spare part jatuhnya bukan mobil utuh. Karena mesin sebenarnya bebas konsumen mau pakai apa. Misalnya Toyota Crown pengen diganti, ya sudah, bodi cabut, pasang mesin dan kakinya Crown," terangnya.
Lebih lanjut menurut dia industri seperti ini umum dan banyak ada di luar negeri dan bisa dibilang cukup menjanjikan.
"Kalau di Amerika misalnya, bikin bodi 'Hot Road' seperti kami itu bisa sekitar 9 ribu dolar, kalau sasisnya sekitar 3 ribu dolar, itu kalau misal dikali kurs Rp 15 ribu udah lebih dari Rp 200 juta. Nah, kami buat ini dengan harga yang jauh di bawah itu," terangnya menceritakan potensi bisnis ini.
ADVERTISEMENT
Imam berharap apa yang dia lakukan dapat mendorong industri otomotif lokal lewat dunia modifikasi yang menurut dia masih kerap dipandang sebelah mata oleh Pemerintah Indonesia.
Bodi dan sasis karya Gearhead Monkey Garage berbasis hot road Ford 32 (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bodi dan sasis karya Gearhead Monkey Garage berbasis hot road Ford 32 (Foto: Alfons Yoshio/kumparan)
"Kalau nanti ekspor berhasil dan kemudian diakui Pemerintah Indonesia --boleh diproduksi dan dipasarkan di lokal--, saya ingin ini jadi media setiap bengkel, menjadi kanvas kosong, karena bebas mau diapain juga bisa. Kami ingin lihat industri otomotif Indonesia maju kedepannya," tambah dia lagi.
Apa yang dicita-citakan Imam sendiri sebenarnya mulai menemukan secercah harapan. Di hari pertama IMX 2018 lalu, Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo, yang memang punya ketertarikan khusus pada dunia otomotif, sempat mengapresiasi karanyanya ini.
"Pak Bamsoet sih tadi sempat menyatakan ketertarikannya, 'ayo dong sini saya beli.' Tapi kami bilang, entar dulu deh pak. Karena saya bukan berambisi dengan uang. Saya lebih ingin berkarya dan Indonesia diakui dunia. Ini kalau dibeli beliau nanti saya mau demo ke sana-sini udah enggak pegang barangnya," ujarnya lagi.
ADVERTISEMENT