Yamaha Belum Berniat Jual Motor Roda Tiga ke Indonesia

kumparanOTO

5 November 2018 16:09 WIB

Motor Masa Depan Yamaha Niken di IMOS 2018 (Foto: Aditya Niagara/kumparan)

PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) memanfaatkan Indonesia Motorcycle Show (IMOS) 2018 bukan hanya untuk meluncurkan skutik 125 cc, Yamaha FreeGo. Di pameran motor dua tahun itu, pabrikan juga tak ketinggalan untuk menampilkan teknologi paling mutakhir mereka di ranah roda dua.

Ya, bagi Anda yang sempat bertandang ke Jakarta Convention Center (JCC), akhir pekan lalu, tentu bakal tertarik dengan produk motor roda tiga, Yamaha Niken.

Menurut Manager Marketing PT YIMM, Antonius Widiantoro, motor tiga roda ini sengaja mereka pasang untuk memperlihatkan kemajuan pengembangan produk sepeda motor berlambang garpu tala.

"Motor ini dihadirkan untuk menunjukkan teknologi yang dimiliki Yamaha, kedua juga showing desain Yamaha, dan yang ketiga, ini kan di luar kewajaran sebuah motor yang out of the box lah dengan dua ban di depan. Kami mau pamer ke konsumen juga 'Yamaha punya produk yang out of the box lho'," jelas Antonius saat berbincang kepada kumparanOTO.

Presiden Direktur PT YIMM, Minoru Morimoto, menambahkan belum ada rencana untuk menjual Yamaha Niken ke Indonesia. "Karena di Jepang motor ini baru saja dijual," terang Morimoto-san.

Yamaha Niken menggunakan teknologi yang bernama Leaning Multi-wheeler pada dua roda depan. Teknologi tersebut memungkinkan suspensi upside down depan bergerak secara independen.

Salah satu kelebihan dari Yamaha Niken adalah mampu melakukan cornering hingga membentuk sudut 45 derajat.

Dijelaskan, motor yang melantai di Tokyo Motor Show (TMS) 2017 tersebut memanfaatkan basis mesin yang sama dengan MT-09. Artinya, dia memakai mesin 847 cc, 3-silinder, DOHC, berpendingin udara yang dikawinkan dengan transmisi manual 6-percepatan.

Berdasarkan data pabrikan, Yamaha Niken memiliki 113,4 daya kuda (dk) pada 10.000 rpm dan torsi 87,5 Nm pada 9.500 rpm.

Mengacu dari situs Yamaha global, motor ini dijual secara terbatas dengan harga 15.999 dolar Amerika Serikat (sekitar Rp 239 juta). Banderol tersebut belum termasuk biaya pengiriman dan pajak.

Transitional loading...