11 Ekor Singa Ditemukan Mati karena Diracun

15 April 2018 17:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Singa betina. (Foto: Abenakis via Pixabay (CC0 Creative Commons))
zoom-in-whitePerbesar
Singa betina. (Foto: Abenakis via Pixabay (CC0 Creative Commons))
ADVERTISEMENT
Singa-singa di Queen Elizabeth National Park, Uganda, ditemukan mati. Total, ada 11 ekor singa yang mati, delapan di antaranya masih anak-anak dan tiga ekor lainnya adalah singa betina dewasa. Kesebelas singa tersebut merupakan bagian dari satu kawanan yang juga terdiri dari tiga ekor singa jantan.
ADVERTISEMENT
Diduga, kesebelas singa ini mati akibat diracun.
Sebelumnya, kehidupan singa-singa ini direkam oleh kamera untuk acara televisi mengenai konservasi singa. Singa-singa ini juga dianggap memiliki keunikan karena mereka suka bergelantungan dan memanjat batang pohon. Perilaku ini dianggap tidak biasa untuk singa sehingga menarik perhatian para pengamat.
Alex Braczkowski, jurnalis dari National Geographic Explorer yang meneliti dan merekam singa-singa ini, telah mendengar kabar kematian singa-singa tersebut dari asistennya ketika berada di Las vegas. Ia mengaku sedih dengan kabar ini.
“Saya langsung menangis,” kata Braczkowski. “Saya merasakan hal ini karena saya mengikuti mereka setiap hari dari mobil ketika saya merekam mereka.”
Singa betina mencari air. (Foto: Derbocholter via Pixabay (CC0 Creative Commons))
zoom-in-whitePerbesar
Singa betina mencari air. (Foto: Derbocholter via Pixabay (CC0 Creative Commons))
Jimmy Kisembo, ranger dan pengawas singa dari Uganda Wildlife Authority , memimpin tim yang kemudian menemukan bangkai singa tersebut. Beberapa di antaranya telah dimakan oleh hyena.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat kesal," kata Kisembo dilansir National Geographic. “Semua orang di tempat kejadian menangis. Kami jadi tidak semangat.”
Namun, dia menambahkan, mereka bekerja keras sekarang untuk mencari tahu cara melindungi singa yang tersisa.
Bangkai dan tulang ditemukan dekat desa nelayan Hamkungu, kemudian dikirim ke kota Mweya, untuk diperiksa, kata Braczkowski.
Racun Aldicarb
Ia menduga singa-singa tersebut diracun dengan aldicarb, racun serangga yang juga dikenal sebagai Temik. Racun ini murah dan bisa dibeli di mana saja.
Racun ini menyebabkan muntah, sesak di dada, sulit bernapas, dan kematian yang biasanya karena kehabisan napas.
Pihak Uganda Wildlife Authority menduga singa-singa itu diracun sebagai balas dendam warga karena mereka membunuh sapi warga. Namun, belum ada tersangka yang ditetapkan untuk kasus ini.
ADVERTISEMENT
Aldicarb seringkali digunakan untuk meracuni hewan liar dan domestik. Pencuri di Afrika Selatan menggunakannya untuk meracuni anjing agar mereka tidak menggonggong, dan ada laporan bahwa racun ini digunakan untuk meracuni badak, burung bangkai, macan tutul, serta singa.