2018, Indonesia Kehilangan Lebih dari 300.000 Hektare Hutan Primer

3 Mei 2019 17:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Taman Nasional Gunung Leuser. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Taman Nasional Gunung Leuser. Foto: Zuhri Noviandi/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sepanjang tahun 2018 dunia telah kehilangan 12 juta hektare wilayah tutupan pohon. Berdasarkan laporan Global Forest Watch yang menggunakan data dari University of Maryland, AS, seluas 3,6 juta hektare hutan primer hilang pada tahun lalu.
ADVERTISEMENT
Yang menarik, Indonesia tercatat sukses mengurangi laju hilangnya hutan primer pada tahun 2018. Penurunan ini melanjutkan kesuksesan penurunan hilangnya hutan primer yang dimulai sejak 2017 lalu.
Menurut laporan tersebut, hilangnya hutan primer Indonesia pada 2018 lebih rendah dibanding angka rata-rata tahunan hilangnya hutan primer dari tahun 2002 sampai 2016.
Global Forest Watch mencatat, pada tahun 2018 Indonesia mengalami 40 persen penurunan besar rata-rata hilangnya hutan primer per tahun. Meski begitu, Indonesia masih mengalami kehilangan hutan primer yang besar pada tahun 2018, yakni seluas 333.888 hektare.
Aktivitas penambang ancam kerusakan hutan. Foto: ANTARA FOTO/Ampelsa
Hutan primer adalah wilayah yang sangat penting bagi ekosistem. Jenis hutan ini ditumbuhi oleh pohon-pohon yang usianya bisa mencapai ratusan bahkan ribuan tahun. Menurut World Resources Institute (WRI), hutan primer bisa menyimpan lebih banyak karbon dibanding hutan lain.
ADVERTISEMENT
Selain itu, hutan primer juga merupakan rumah bagi hewan-hewan terancam, seperti orangutan, gorila gunung, jaguar, dan harimau. WRI menuliskan, ketika hutan primer ditebang, hutan tidak akan bisa kembali ke kondisi aslinya.
Ada hal baik
Laporan Global Forest Watch mengungkapkan Indonesia telah mengalami penurunan drastis atas hilangnya hutan lindung. Menurut laporan, hal ini diduga akibat kebijakan pemerintah.
Di samping itu, laporan juga mengungkap bahwa di lahan gambut yang lebih dalam dari tiga meter, hilangnya hutan telah menurun 80 persen lebih rendah dibanding rata-rata dari 2002 sampai 2016. Lahan gambut ini telah dilindungi pemerintah dari pengembangan wilayah sejak 2016.
Indonesia mendapat manfaat finansial tersendiri dari penurunan ini. Pada Februari 2019, Norwegia mengumumkan akan memberikan kompensasi bagi Indonesia karena mengurangi emisi dari penggundulan hutan. Ini merupakan bagian dari kerja sama iklim dan kehutanan Indonesia dan Norwegia yang ditandatangani 2010 lalu.
ADVERTISEMENT
Tantangan ke depan
Meski ada peningkatan selama dua tahun terakhir, perjuangan melawan penggundulan hutan belum selesai. Laporan Global Forest Watch mengungkap bahwa dalam dua tahun terakhir, 2017-2018, cuaca di wilayah Indonesia terhitung cukup basah. Faktor ini membantu mencegah terjadinya kebakaran hutan besar seperti yang pernah menghanguskan 2,6 juta hektare hutan Indonesia pada 2015.
Menurut laporan, 2019 akan menjadi tahun El Nino. Ini akan membuat adanya kondisi kering dan bisa menyebabkan kebakaran hutan di Indonesia. Di samping itu, pada 2019 kebakaran hutan telah menghanguskan lebih dari 1.000 hektare di Provinsi Riau. Ini artinya, ada kemungkinan terjadi peningkatan jumlah hutan primer yang hilang sepanjang tahun 2019 ini.