3 Spesies Hewan yang Diduga Sudah Punah Ditemukan Kembali di Honduras

27 Juni 2019 11:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penemuan Hewan Diduga Punah di Hutan Honduras Foto: Trond Larsen via Conservation International
zoom-in-whitePerbesar
Penemuan Hewan Diduga Punah di Hutan Honduras Foto: Trond Larsen via Conservation International
ADVERTISEMENT
Di sekitar reruntuhan “kota hilang” yang misterius di dalam kawasan hutan hujan di Honduras, para peneliti menemukan harta karun berupa keanekaragaman hayati fauna. Beberapa hewan yang ditemukan merupakan spesies hewan yang sempat diduga sudah punah dan beberapa lainnya belum pernah teridentifikasi sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Penemuan ini merupakan hasil ekspedisi Rapid Assessment Program (RAP) dari Conservation International dan Pemerintah Honduras. Mereka melakukan ekspedisi jauh menuju sudut hutan yang belum pernah dijelajahi manusia, di sekitar Ciudad Blanca, La Mosquitia, Honduras.
Dalam ekspedisi ini, tim peneliti menghabiskan waktu selama tiga minggu. Mereka melakukan survei dan pencarian satwa-satwa liar ini di bawah pengawasan para penjaga bersenjata, karena ditakutkan bertemu predator liar seperti jaguar dan puma. Kehadiran para penjaga juga diharapkan bisa melindungi para ilmuwan karena daerah ini diketahui kerap digunakan para penyelundup narkoba.
Dari hasil survei ini, tim periset berhasil mendokumentasikan 246 spesies kupu-kupu dan ngengat, 30 kelelawar, 57 amfibi dan reptil, serta beberapa ikan, mamalia, dan serangga. Dari 246 spesies tersebut, setidaknya ada 22 spesies hewan yang belum pernah teridentifikasi di Honduras.
Katak pohon bermata merah. Foto: Trond Larsen via Conservation International
Mereka juga menemukan tiga spesies yang dianggap sudah punah, yakni kelelawar berwajah pucat yang belum dilaporkan di Honduras selama lebih dari 75 tahun; ular karang pohon palsu yang diduga punah sejak 1965; dan sejenis harimau kumbang (Odontochila nicaraguense) yang dianggap sebagai hewan endemik Nikaragua dan diyakini telah punah.
ADVERTISEMENT
“Kami telah melakukan kerja lapangan di wilayah adat La Mosquitia selama 14 tahun, dan situs ini terlihat sangat cantik. Namun, yang benar-benar membuatnya fantastis adalah kumpulan mamalia besar yang sangat lengkap, sesuatu yang menjadi sangat langka di wilayah ini,” ujar John Polisar, Koordinator Jaguar Conservation Program dari Wildlife Conservation Society, organisasi nirlaba yang berfokus pada isu satwa liar, seperti dikutip dari IFL Science.
“Karena hutan dan fauna yang ada saat ini masih utuh, kawasan ini memiliki nilai konservasi yang sangat tinggi. Ini pantas mendapatkan perlindungan yang energik dan waspada sehingga keindahan dan margasatwanya tetap ada di masa depan.”
Harimau kumbang. Foto: Washington State University, Panthera, Wildlife Conservation Society, Zamorano University, Honduran Forest Conservation Institute, Travis King, John Polisar, Manfredo Turcio
Hutan hujan Mosquitia adalah rumah bagi banyak reruntuhan pemukiman kuno. Para peneliti meyakini beberapa di antara reruntuhan di hutan itu merupakan reruntuhan “Kota Hilang Dewa Kera” yang legendaris atau “Kota Putih” yang terkenal.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, beberapa peneliti tetap meragukan keberadaan kota hilang di Honduras yang digembar-gemborkan itu. Meski demikian, bagaimanapun, wilayah hutan yang diduga menyembunyikan keberadaan kota hilang itu sejatinya menyimpan keanekaragaman hayati yang luar biasa dan menjadi salah satu hutan hujan yang paling tidak terganggu di Amerika Tengah.