3 Surat Albert Einstein soal Teori Kuantum Terjual Rp 1,3 Miliar

14 Juni 2019 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Albert Einstein. Foto: ParentRap via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Albert Einstein. Foto: ParentRap via Pixabay
ADVERTISEMENT
Tiga surat yang ditulis oleh Albert Einstein pada 1945 lalu telah terjual di sebuah pelelangan di New York, Amerika Serikat. Surat-surat itu terjual dengan harga 93.750 dolar AS atau sekitar Rp 1,3 miliar di rumah lelang Christie's.
ADVERTISEMENT
Uniknya, ketiga surat berbahasa Jerman itu mengungkap kritik Einstein terhadap bagaimana peneliti-peneliti dunia menafsirkan fisika kuantum. Surat-surat ini ditujukan kepada Paul Epstein, ahli fisika teori di Caltech. Dalam suratnya, Einstein menyebut teori kuantum masih belum lengkap.
Live Science melaporkan bahwa semasa hidupnya Einstein sering berdebat dengan ahli fisika Niels Bohr atas fisika kuantum. Bohr terkenal atas karyanya mengenai dunia kuantum yang menyatakan bahwa partikel bisa memiliki sifat berbeda-beda ketika diamati.
Albert Einstein menolak ide dari Bohr mengenai adanya suatu ketidakpastian dalam dunia kuantum. Einstein berpendapat bahwa semua partikel, sekecil apapun, mengikuti suatu aturan yang konsisten, tanpa peduli apakah partikel itu diamati atau tidak.
Salah satu surat Einstein soal Teori Fisika Kuantum. Foto: Christie's 2019
"Tuhan tanpa lelah terus bermain dadu”
Dalam salah satu surat, Einstein menuliskan bahwa "Tuhan tanpa lelah terus bermain dadu di bawah hukum yang ia tentukan sendiri". Kutipan itu sendiri adalah variasi dari frasa lain dari Einstein, yaitu "Tuhan tidak bermain dadu".
ADVERTISEMENT
Menurut deskripsi di situs resmi Christie's, variasi ini memperkuat argumen Einstein atas partikel kuantum harus mengikuti suatu aturan tertentu. Dan bahwa dunia kuantum memerlukan suatu penjelasan yang lebih baik atas perilaku partikelnya.
Dalam salah satu surat lainnya, einstein menggambarkan pemahamannya di balik belitan kuantum. Penggambaran ini telah ia gunakan dalam makalahnya yang dipublikasikan pada 1935. Penggambaran itu dikenal sebagai paradoks Einstein-Podolsky-Rosen (EPR).
Untuk membuat makalah itu, Einstein bekerja sama dengan Boris Podolsky dan Nathan Rosen. Einstein dan para koleganya ingin paradoks ini menunjukkan adanya kesalahan dalam persepsi dunia kuantum.
Surat ini mendapat respons skeptis dari Paul Epstein. Ini membuat Einstein memikirkan ulang paradoks EPR. Hasil pemikirannya itu ia kirimkan di surat ketiga.
ADVERTISEMENT
Dalam surat ketiga, Einstein menutup suratnya dengan kembali mengatakan kritiknya atas dunia kuantum yang tidak bisa didefinisikan dengan pasti. Tetapi, Live Science melaporkan bahwa eksperimen terbaru menunjukkan bahwa perilaku partikel pada tingkat kuantum memang memiliki kecenderungan dipengaruhi oleh ketidakaturan.