4 dari 10 ODHA di AS Tidak Sadar Telah Terinfeksi HIV

21 Maret 2019 10:11 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (Centers for Disease Control and Prevention/CDC), ada tambahan 38.700 orang AS yang terinfeksi HIV pada 2016. Yang menarik, berdasarkan hasil riset yang telah dipublikasikan oleh CDC pada 18 Maret 2019, hampir empat dari 10 orang itu sama sekali tidak menyadari bahwa mereka telah terinfeksi HIV.
ADVERTISEMENT
Secara rinci, laporan hasil riset itu menyebutkan bahwa sebanyak 15 persen dari sekitar 1,1 juta orang AS yang hidup dengan HIV tidak menyadari bahwa ada virus penyebab AIDS tersebut di tubuh mereka. Mereka inilah pihak yang patut bertanggung jawab atas 38 persen dari semua infeksi baru HIV pada orang-orang AS.
Selain itu, ada pula sebanyak 23 persen orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang sudah sadar bahwa mereka HIV positif tetapi sayangnya tidak menerima perawatan yang cukup untuk menjalani kehidupan yang sehat atau mencegah penularan. 23 persen ODHA ini dianggap sebagai kelompok yang patut bertanggung jawab untuk tambahan 43 persen infeksi baru HIV.
Jadi, secara total, ada sebanyak 38 persen ODHA di AS tidak menerima obat anti-retroviral (ARV) yang mereka butuhkan untuk tetap sehat dan mencegah penularan HIV lebih lanjut.
HIV AIDS (Ilustrasi) Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Padahal, sebagaimana dilansir IFLScience, berbagai hasil penelitian telah menunjukkan bahwa enam bulan pengobatan ARV yang tepat dapat menekan perkembangan HIV sehingga jumlahnya jadi sangat rendah. Apabila viral load atau jumlah HIV dalam tubuh seseorang ini jadi sangat rendah, maka seharusnya HIV tersebut tidak dapat ditularkan ke orang lain.
Kondisi ODHA di Indonesia Lebih Buruk
Fakta bahwa bahwa 40 persen ODHA di AS tidak tahu bahwa mereka telah terinfeksi HIV tidaklah lebih buruk ketimbang fakta ODHA di Indonesia.
Menurut laporan Kementerian Kesehatan RI, saat ini diperkirakan terdapat 640 ribu orang di Indonesia yang hidup dengan HIV. Ironisnya, diperkirakan, baru 48 persen orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang mengetahui status HIV mereka dan baru sekitar 15 persen ODHA yang tercatat dalam pengobatan antiretroviral (ARV).
ADVERTISEMENT
Itu artinya, 62 persen ODHA di Indonesia tidak tahu bahwa mereka telah terinfeksi HIV. Dan lebih parahnya lagi, 85 persen ODHA di Indonesia masih belum menerima obat anti-retroviral (ARV) yang mereka butuhkan untuk tetap sehat dan mencegah penularan HIV lebih lanjut.
Ilustrasi golongan obat antiretroviral. Foto: Thinkstock
Kesenjangan yang besar antara jumlah orang yang mengidap HIV/AIDS dengan jumlah orang yang mengetahui status HIV mereka dan telah mengakses pengobatan yang tersedia ini tentunya patut menjadi perhatian pemerintah.
Kepala Sub-Direktorat HIV/AIDS dan Penyakit Infeksi Menular Seksual Kementerian Kesehatan RI, Endang Budi Hastuti, pernah mengatakan bahwa pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menghentikan epidemi AIDS pada tahun 2030. Targetnya, 90 persen ODHA di Indonesia harus sudah tahu mengetahui status HIV mereka.
ADVERTISEMENT
“Indonesia berkomitmen untuk menghentikan epidemi AIDS pada tahun 2030 dengan berupaya untuk mencapai target nasional, yaitu 90% ODHA mengetahui status HIVnya, 90% dari ODHA yang tahu status mengakses pengobatan antiretroviral, dan 90% dari ODHA dalam memiliki jumlah virus yang sudah tertekan,” ujarnya dalam Hari AIDS Sedunia pada Desember 2018 lalu.