4 Hal yang Harus Diperhatikan saat Pilih Alat Kontrasepsi

26 September 2018 8:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pil kontrasepsi. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Pil kontrasepsi. (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Memilih alat kontrasepsi yang sesuai penting dilakukan pasangan mengingat kehamilan haruslah direncanakan. Perencanaan kehamilan penting dilakukan agar pasangan siap secara mental, fisik, maupun kondisi ekonominya.
ADVERTISEMENT
Penundaan kehamilan juga bisa dilakukan bila seseorang menikah dalam usia muda dan masih harus menyelesaikan pendidikan.
Dalam memilih alat kontrasepsi, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan agar alat kontrasepsi yang kita pilih efektif untuk menunda kehamilan.
Hal pertama yang harus diperhatikan adalah untuk apa kita menggunakan alat kontrasepsi. Apakah itu untuk menunda kehamilan, misalnya sudah menikah namun baru mau punya anak satu atau dua tahun kemudian, atau untuk mengatur jarak kelahiran antara anak yang sudah lahir dengan anak selanjutnya.
“Misalnya sudah punya anak pertama mau punya anak lagi lima tahun kemudian. Kan tidak mungkin pakai pil, karena pasti ada bolong-bolongnya. Sehingga pilihannya bisa kontrasepsi jangka panjang, misalnya spiral. Itu lebih praktis daripada minum pil lima tahun,” kata dr. UF Bagazi, SpOG, dokter spesialis ObGyn dari Brawijaya Women and Children Hospital, dalam acara Perayaan Hari Kontrasepsi Dunia oleh DKT Indonesia di Jakarta, Selasa (25/9).
dr. UF Bagazi, SpOG. (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
dr. UF Bagazi, SpOG. (Foto: Zahrina Noorputeri/kumparan)
Yang kedua, apakah calon pengguna alat kontrasepsi memiliki penyakit tertentu, seperti misalnya kanker atau diabetes.
ADVERTISEMENT
“Apakah kita ada penyakit tambahan atau enggak? Misalnya kita punya diabetes, atau kita punya infeksi di daerah serviks, atau kita punya kanker di payudara. Maka itu akan menjadi faktor pertimbangan kita pilih yang mana,” ujar UF.
Ketiga, perlu dilihat dari faktor sosial ekonomi dan juga pendidikan. UF mengatakan, hal tersebut juga dapat mempengaruhi pilihan alat kontrasepsi.
“Misalnya saya punya gadget bagus, setiap saya minum pil saya bisa pakai (gadget untuk mengingatkan) ini. Kalau yang tidak punya 'kan tidak bisa seperti itu," tambahnya.
Biaya yang dikeluarkan untuk memasang atau membeli alat kontrasepsi pun perlu menjadi pertimbangan agar tidak memberatkan.
“Dari sisi cost effectiveness, berapa harga satu strip (pil KB)? Berapa kali berapa ujung-ujungnya habis berapa (biaya untuk kontrasepsi)?," kata UF.
Ilustrasi kontrasepsi. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kontrasepsi. (Foto: Thinkstock)
Kemampuan seseorang untuk disiplin dalam menggunakan alat kontrasepsi juga perlu diperhatikan. Orang yang rajin dan disiplin cocok untuk menggunakan pil yang harus dikonsumsi setiap hari.
ADVERTISEMENT
Sebaliknya, orang yang kurang disiplin, sebaiknya menggunakan metode lain, seperti IUD yang hanya perlu dipasang sekali dan diperiksa setiap enam bulan sekali.
Oleh karena itu, UF menyarankan calon pengguna wajib konsultasi terlebih dahulu kepada tenaga medis, seperti misalnya bidan, sebelum memilih metode kontrasepsi yang tepat.
“Harus konsultasi dengan tenaga medis. Bukan asal beli atau asal pasang saja,” imbau Uf. “Karena tujuannya untuk mencapai segala sesuatu yang optimal," jelasnya.