news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

4 Hewan yang Terancam Punah karena Takhayul Pembawa Untung

14 Juli 2018 13:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Badak Putih Jantan Terakhir di Dunia Mati (Foto: Reuters/Baz Ratner)
zoom-in-whitePerbesar
Badak Putih Jantan Terakhir di Dunia Mati (Foto: Reuters/Baz Ratner)
ADVERTISEMENT
Beragam alasan digunakan oleh manusia untuk memburu hewan-hewan liar yang dianggapnya bernilai. Bahkan, para pemburu ini tidak pandang bulu karena hewan langka yang terancam punah pun ikut diburu.
ADVERTISEMENT
Ironisnya, ada sejumlah hewan yang diburu karena takhayul. Hewan-hewan ini diburu untuk diambil bagian tubuhnya yang dipercaya bisa membawa keberuntungan berupa kekayaan, kesehatan, dan menyembuhkan berbagai penyakit. Ada pula yang percaya dengan takhayul bagian tubuh hewan ini bisa dijadikan jimat dan memiliki kekuatan gaib untuk obat mujarab.
Perth Zoo merangkum ada empat hewan yang paling diburu karena manusia yang percaya dengan takhayul. Apa saja? Berikut daftarnya.
1. Gajah
Gajah Hutan Afrika. (Foto: AFP/Martin Bureau)
zoom-in-whitePerbesar
Gajah Hutan Afrika. (Foto: AFP/Martin Bureau)
Bagian tubuh yang paling sering diburu dari gajah adalah gadingnya. Salah satu penyebabnya adalah karena gading gajah dipercaya sebagai simbol keberuntungan dan dapat membawa kekayaan.
Akibatnya, menurut penelitian dari TRAFFIC, sebuah lembaga untuk mengawasi perdagangan satwa liar, setiap tahunnnya ada 30.000 gajah Afrika yang diburu hanya untuk diambil gadingnya saja.
Petugas kepolisian menunjukan barang bukti gading gajah milik bunta,  gajah jinak penghuni Conservation Response Unit (CRU) Desa Bunin. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kepolisian menunjukan barang bukti gading gajah milik bunta, gajah jinak penghuni Conservation Response Unit (CRU) Desa Bunin. (Foto: Zuhri Noviandi/kumparan)
Perburuan liar menjadi ancaman kepunahan terbesar bagi gajah di seluruh dunia selain akibat rusaknya habitat serta konflik dengan masyarakat yang tinggal dekat dengan habitat gajah.
ADVERTISEMENT
2. Badak
Identifikasi Badak Putih Selatan (Foto: AFP/Yasuoshi Chiba)
zoom-in-whitePerbesar
Identifikasi Badak Putih Selatan (Foto: AFP/Yasuoshi Chiba)
Cula yang tumbuh pada kepala badak dianggap sebagai obat-obatan yang sangat mujarab. Cula badak yang diambil kemudian digerus untuk dibuat ramuan yang dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti tifus, sakit kepala, reumatik, asam urat, keracunan, bahkan dipercaya dapat menyembuhkan seseorang yang kerasukan makhluk halus.
Sampai saat ini tidak ada studi yang membenarkan kalau cula badak memiliki manfaat untuk kesehatan karena cula badak sebenarnya hanya terbuat dari keratin, sama seperti rambut dan kuku pada manusia.
3. Ular
Ilustrasi ular. (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ular. (Foto: Pixabay)
Kalau dua hewan di atas dipercaya memiliki bagian tubuh yang dapat membawa keuntungan, ular justru dianggap sebagai pembawa sial. Karena itu membunuh ular dianggap sebagai tindakan yang tepat ketika bertemu dengan hewan reptil tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain dianggap sebagai pembawa sial, ular juga dianggap sebagai obat. Racun ular misalnya dipercaya dapat dijadikan obat kanker dan darah tinggi.
Ular secara utuh pun dapat dibuat menjadi minuman beralkohol di Vietnam yag disebut sebagai snake wine. Snake wine dipercaya dapat membuat tubuh sehat dan menyembuhkan penyakit.
4. Harimau
Harimau (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Harimau (Foto: Pixabay)
Harimau dianggap sebagai lambang kesejahteraan. Hewan buas ini juga dipercaya dapat digunakan sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit dan dapat dibuat sebagai afrodisiak.
Mata, tulang, kumis, dan gigi harimau dipercaya dapat menyembuhkan penyakit seperti insomnia, malaria, meningitis, dan penyakit kulit, begitu juga dapat menyembuhkan radang.
Saat ini, ada enam subspesies harimau yang masih ada di dunia. Sementara yang sudah punah ada tiga subspesies, yaitu harimau bali, harimau jawa, dan harimau kaspia. Mereka dianggap telah punah sejak awal abad ke-20 karena pemburuan.
ADVERTISEMENT