4 Kebiasaan Buruk Orang Indonesia yang Bisa Sebabkan Kanker

5 Maret 2018 14:37 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
COVER Kebiasaan Buruk Penyebab Kanker. (Foto:  Sabryna Putri Muviola/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
COVER Kebiasaan Buruk Penyebab Kanker. (Foto: Sabryna Putri Muviola/Kumparan)
ADVERTISEMENT
Kanker masih menjadi ancaman besar bagi penduduk Indonesia. Menurut Data Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013, prevalensi penyakit kanker pada penduduk semua umur di Indonesia tahun 2013 sebesar 1,4 persen atau sekitar 347.792 orang.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pembiayaan yang ditanggung oleh BPJS untuk menangani penyakit kanker di Indonesia tidaklah sedikit. Pada tahun 2014 pembiayaan ini mencapai Rp 1,7 triliun untuk 315.580 kasus dan pada tahun 2015 mencapai Rp 2,5 triliun untuk 500 ribu kasus.
Kanker adalah penyakit yang berkaitan erat dengan gaya hidup selain faktor genetis, seperti yang dicontohkan oleh dr. Muliono, Health Advisor St. Stamford Modern Cancer Hospital Guangzhou. Ia mencontohkan, perbedaan gaya hidup di China dan Indonesia membuat jenis kanker yang paling banyak diderita masing-masing penduduk di kedua negara itu pun berbeda.
“Di Indonesia kanker yang paling banyak kasusnya adalah paru-paru, kanker hati, prostat, payudara, dan serviks. Kini ada lagi yang sedang naik kanker kolon (usus besar). Itu karena pola makan orang Indonesia terlalu banyak yang instan. Sementara di China yang terbanyak adalah kanker hati karena mereka itu alcoholic, terlalu banyak minum alkohol. Kalau di Indonesia alkohol memang kurang,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Muliono membeberkan beberapa kebiasaan orang Indonesia yang bisa menjadi penyebab kanker. Apa saja kebiasaan tersebut?
Kebiasaaan Penyebab Kanker dan Cara Mencegahnya. (Foto:  Sabryna Putri Muviola/Kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kebiasaaan Penyebab Kanker dan Cara Mencegahnya. (Foto: Sabryna Putri Muviola/Kumparan)
1. Merokok
Merokok (ilustrasi) (Foto: Thinkstock/Tongro)
zoom-in-whitePerbesar
Merokok (ilustrasi) (Foto: Thinkstock/Tongro)
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, merokok menyebabkan 20 persen kasus kanker di seluruh dunia dan menjadi 70 persen penyebab kanker paru-paru. Merokok juga bisa menjadi faktor penyebab terjadinya kanaker payudara.
Selain itu, kebiasaan buruk tidak mematuhi aturan larangan merokok di tempat umum pun memicu terjadinya kanker bagi para perokok pasif.
“Bukan karena tidak merokok lalu tidak terkena kanker paru-paru. Perokok pasif juga bisa (terkena kanker),” kata Muliono ketika diwawancarai oleh kumparanSAINS.
Karena itu, menurutunya, para perokok harus mematuhi aturan larangan untuk tidak merokok di tempat umum, terutama ketika sedang bersama dengan keluarga untuk mencegah orang-orang terdekat menjadi korban akibat kebiasaan merokok ini.
ADVERTISEMENT
Selain itu, karena kanker tumbuh secara bertahap, bagi mereka yang terlanjur sudah merokok, sebaiknya selalu melakukan pemeriksaan ke dokter, bahkan setelah kita berhenti.
2. Kurang konsumsi makanan berserat
Jus buah dan sayur sebagai pewarna alami (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jus buah dan sayur sebagai pewarna alami (Foto: Thinkstock)
"Kanker usus besar naik kasusnya karena pola makan semakin buruk dan sulit BAB," ujar Muliono di acara seminar tanya jawab kanker di Hotel Santika Premier Slipi, Jumat (2/3) malam.
Kurang makanan berserat menyebabkan sembelit dan kondisi ini tidak bisa dianggap remeh. Sebab, terlalu lama menyimpan sampah di dalam usus bisa memicu terjadinya kanker kolon atau usus besar.
Kanker kolon bisa terjadi dikarenakan bakteri pembusuk di usus yang bekerja dalam proses pembusukan makanan akan merusak sel usus besar ketika terlalu lama di dalam organ tersebut. Hal itu mulanya akan menyebabkan timbulnya polip pada usus besar. Polip yang semakin besar dan semakin banyak bisa menjadi kanker.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, mulailah banyak makan makanan berserat tinggi seperti sayuran dan buah-buahan. Selain itu, bila mulai mengalami sembelit, segeralah berobat agar tidak terlalu lama menyimpan kotoran di dalam usus.
3. Konsumsi makanan instan dan cepat saji
Jangan makan fast food. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Jangan makan fast food. (Foto: Thinkstock)
Menurut Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI, 40 persen penyebab kematian akibat kanker berkaitan erat dengan faktor risiko kanker yang seharusnya dapat dicegah, salah satunya adalah pola makan.
Makan makanan cepat saji ataupun instan kini tidak bisa dihindari lagi oleh sebagian besar penduduk Indonesia, terutama bagi para pekerja yang sangat sibuk.
“Makanan cepat saji mengandung banyak zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh. Bahan seperti itu bisa memicu sel kanker. Sel kanker itu sel abnormal yang tubuh berlebih dan tidak bisa dikontrol,” kata Muliono.
ADVERTISEMENT
Zat karsinogenik pada makanan instan dan cepat saji membuat perubahan pada struktur gen yang kemudian menyebabkan kanker. Saluran pencernaan kita, baik itu usus, lambung, esofargus menjadi sasaran penyakit kanker apabila terlalu banyak mengkonsumsi makanan seperti ini.
“Saya ada satu pasien kanker karena kebanyakan makan mi instan. Kalau untuk emergency (makan makanan instan dan cepat saji) bolehlah, tapi jangan terlalu sering.”
4. Kurang aktivitas fisik
Bisa tampil stylish dengan celana jogging. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Bisa tampil stylish dengan celana jogging. (Foto: Thinkstock)
Masih mengacu pada data Kementerian Kesehatan RI, bahwa 40 persen penyebab kematian akibat kanker berkaitan erat dengan faktor risiko kanker yang seharusnya dapat dicegah, kurang aktivitas fisik juga dapat menjadi penyebab kanker.
Kurang aktivitas fisik sangat berkaitan erat dengan obesitas dan menurut World Health Organization (WHO), kelebihan berat badan, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik menyebabkan 274.000 kematian akibat kanker setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Ada tiga jenis kanker yang bisa dicegah dengan aktif berolahraga, yaitu payudara, kolon, dan rahim.
Olahraga dapat mengurangi hormon estrogen pada perempuan sehingga dapat mencegah kanker payudara dan rahim. Selain itu, olahraga juga dapat membantu makanan dicerna lebih baik sehingga tidak menjadi sampah dan menyebabkan kanker usus.
Aktivitas fisik yang dimaksud tidak perlu berupa aktivitas fisik berat seperti fitness atau maraton. Cukup dengan lari kecil atau jalan selama 30 menit sehari, aktivitas seperti ini pun akan membawa perubahan pada tubuh serta bisa mencegah hipertensi.