400.000 Ton Plastik Diperkirakan Masuk ke Laut Indonesia Setiap Tahun

13 Desember 2018 8:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas dinas Pemprov DKI Jakarta saat membersihkan sampah teluk Jakarta. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Petugas dinas Pemprov DKI Jakarta saat membersihkan sampah teluk Jakarta. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Sampah plastik mendominasi jenis sampah yang berada di pesisir dan lautan Indonesia. Bahkan, diperkirakan ada 100.000 ton hingga 400.000 ton sampah plastik yang berakhir di lautan Indonesia setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT
Tim peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2O-LIPI) telah melakukan kajian di 18 pantai di Indonesia. 18 wilayah pantai tersebut dijadikan area untuk memantau sampah yang terdampar.
Dalam siaran pers Humas P2O-LIPI yang diterima oleh kumparanSAINS, Rabu (12/12), hasil pemantaun tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 36 hingga 38 persen sampah yang ditemukan di 18 pantai tersebut adalah sampah plastik. Ini merupakan jenis sampah paling dominan yang ditemukan di pantai.
Selain plastik, jenis sampah lain yang juga banyak ditemukan adalah karet, logam, kaca, kayu olahan, kain, hingga bahan berbahaya.
“Berdasarkan perhitungan kasar dengan asumsi sederhana, diperkirakan 100.000 – 400.000 ton plastik per tahun yang dikonsumsi masyarakat Indonesia masuk ke laut Indonesia,” tertulis dalam siaran pers tersebut.
Pekerja memilah sampah plastik yang dapat didaur ulang di tempat penampungan, Desa Gampong Jawa, Banda Aceh. (Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja memilah sampah plastik yang dapat didaur ulang di tempat penampungan, Desa Gampong Jawa, Banda Aceh. (Foto: ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)
Selain menemukan sampah plastik di laut dan pantai, peneliti juga menemukan plastik berukuran mikro dalam 58 hingga 59 persen ikan teri (Stolephorus sp) dengan jumlah 0,25-1,5 partikel per gram. Walaupun kadar mikroplastik ini relatif rendah, P2O-LIPI tetap mengimbau agar kemunculan mikroplastik dalam tubuh ikan ini diwaspadai.
ADVERTISEMENT
Ke depannya, P2O-LIPI akan tetap melakukan pemantauan sebaran mikroplastik serta bagaimana pengaruhnya dalam jangka panjang terhadap biota laut, lingkungan, serta kesehatan manusia.
Pemecahan masalah sampah plastik di laut ini perlu segera dilakukan untuk mendukung Sustainable Development Goal 2030. Pasalnya, pada World Ocean Summit tahun 2017, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan telah menyatakan komitmen pemerintah Indonesia yang hingga 2025 akan mengalokasikan dana sebesar Rp 13 triliun per tahun untuk menurunkan 70 persen sampah laut.
Sampah plastik dan styrofoam di garis pantai di Cilincing di Jakarta. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah plastik dan styrofoam di garis pantai di Cilincing di Jakarta. (Foto: REUTERS/Willy Kurniawan)
Untuk membantu terwujudnya komitmen ini, peran dari berbagai pihak tentunya dibutuhkan untuk turut serta menyelamatkan pantai serta laut Indonesia dari serbuan sampah, terutama sampah plastik. Oleh karena itu, P2O-LIPI mengajak berbagai pihak, mulai dari pemerintah, pemerintah daerah, perguruan tinggi, pihak swasta dan industri serta LSM,untuk mengurangi konsumsi plastik, khususnya plastik sekali pakai, dan menghindari penggunaan mikroplastik dalam bahan kosmetik.
ADVERTISEMENT