5 Dampak pada Otak Anak Jika Diberi Hukuman Fisik

22 September 2018 9:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemukulan pada anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemukulan pada anak (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Hukuman fisik, baik itu berupa pukulan, tamparan cubitan, memukul dengan benda-benda seperti penggaris atau ikat pinggang, dan memaksa melakukan hal-hal yang menyebabkan sakit secara fisik, mungkin kini sudah mulai ditinggalkan, terutama di dunia pendidikan.
ADVERTISEMENT
Tetapi ini bukan berarti pemberian hukuman fisik berhenti sepenuhnya. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengatakan pada 2011 hingga 2017, ada 2.778 kasus kekerasan di dunia pendidikan, itupun hanya jumlah yang dilaporkan.
Pemberian hukuman fisik, baik itu di rumah, di sekolah maupun di lingkungan, ternyata dapat membawa dampak buruk bagi perkembangan otak anak. IFL Science merangkum lima dampak buruk yang dapat terjadi pada otak anak akibat hukuman fisik.
1. Keterlambatan perkembangan
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di Annals of Global Health pada 2018 melakukan studi pada 74 pasangan pengasuh dan anak asuh mereka, menemukan adanya hubungan antara memukul dan memarahi anak dengan keterlambatan perkembangan otak anak.
Bahkan, anak-anak yang mengalami pemukulan, mengalami perkembangan kemampuan bahasanya lima kali lipat lebih lambat daripada yang tidak mengalami pemukulan.
ADVERTISEMENT
2. Berkurangnya jumlah materi abu-abu
Sebuah studi tahun 2009 mengatakan anak-anak yang dipukul mengalami pengurangan jumlah materi abu-abu di otaknya. Materi abu-abu berguna untuk mengubah informasi dari pendengaran, kata-kata, emosi dan pengendalian diri menjadi data kimiawi yang dapat dipahami oleh otak.
Ilustrasi pemukulan pada anak (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemukulan pada anak (Foto: Thinkstock)
3. Kesehatan mental menjadi buruk
Sebuah studi tahun 2012 yang melibatkan 34.600 orang dewasa di AS menemukan bahwa dua hingga tujuh persen gangguan kesehatan mental ternyata ada hubungannya dengan hukuman fisik, terutama gangguan seperti depresi berat, kecemasan, dan paranoia. Enam persen peserta studi melaporkan bahwa mereka pernah didorong, dicengkeram, ditampar atau dipukul oleh orang tua mereka.
Akibatnya, mereka yang pernah menerima hukuman fisik, 59 persen di antaranya mengalami ketergantungan pada alkohol, 41 persen mengalami depresi, dan 24 persen mengalami serangan panik.
ADVERTISEMENT
4. Penyalahgunaan minuman keras, obat-obatan, dan bunuh diri
Dalam studi tahun 2017, yang dilakukan pada 8.000 orang dewasa berusia 19 hingga 97 tahun, ditemukan bahwa mereka yang pernah dipukuli ternyata 23 persen lebih mungkin untuk menjadi peminum berat dan 32 persen lebih mungkin menjadi pecandu narkoba. Selain itu, orang yang pernah dipukuli memiliki kemungkinan untuk mencoba bunuh diri 37 persen lebih tinggi.
5. Terlibat dalam hubungan yang penuh kekerasan
Dalam studi 2017, para peneliti mewawancarai 758 dewasa muda. Mereka menemukan bahwa mereka yang pernah diberi hukuman fisik, 29 persen lebih mungkin terlibat dengan hubungan yang penuh kekerasan. Bukan hanya itu, studi lain juga menunjukkan bahwa anak yang pernah dipukul akan menjadi tiga kali lipat lebih agresif.
ADVERTISEMENT