5 Penyakit Berbahaya yang Bisa Menyebar Melalui Nyamuk

17 Juli 2018 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nyamuk (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Nyamuk (Foto: Reuters)
ADVERTISEMENT
"Jangan remehkan nyamuk. Meski ukurannya kecil, ia punya kemampuan untuk membuat wabah banyak penyakit mematikan," ujar Michael Bangs, peneliti entomologi sekaligus Global Vector Control & Public Health Advisor bagi International SOS, perusahaan konsultan kesehatan internasional.
ADVERTISEMENT
Bangs menjelaskan kepada kumparanSAINS, Selasa (18/7), bahwa ada beberapa penyakit berbahaya yang bisa menyebar melalui nyamuk.
Lantas apa saja penyakit berbahaya tersebut? Berikut enam jenis penyakit berbahaya yang bisa menyebar melalui nyamuk sebagaimana dijelaskan oleh Bangs.
1. Demam berdarah dengue (DBD)
Demam berdarah (Foto: Thinstock)
zoom-in-whitePerbesar
Demam berdarah (Foto: Thinstock)
Menurut penjelasan Bangs, demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang berasal dari virus dengue. Virus ini ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.
Bangs menjelaskan gejala awal DBD adalah berupa demam tinggi mendadak yang berlangsung sepanjang hari, sakit kepala, serta nyeri di bola mata dan nyeri otot. Terkadang pada tubuh penderita DBD ditemukan juga tanda perdarahan seperti bintik-bintik merah.
Saat mengalami infeksi berat, menurut Bangs, penderita DBD bisa terkena gangguan saluran cerna hingga kematian.
ADVERTISEMENT
2. Malaria
Papan peringatan malaria di Italia, 10 Mei 1944. (Foto: Imperial War Museum via Wikimedia commons.)
zoom-in-whitePerbesar
Papan peringatan malaria di Italia, 10 Mei 1944. (Foto: Imperial War Museum via Wikimedia commons.)
Menurut penjelasan Bangs, malaria disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina. Malaria banyak memakan korban di Papua dan Nusa Tenggara Timur. Selain Indonesia, daerah yang juga sering mengalami kasus malaria adalah Afrika sub-Sahara, Asia, dan Amerika Latin.
Banyak jenis parasit penyebab malaria, beberapa di antaranya adalah Plasmodium ovale, P. malariae, dan P. vivax. Dijelaskan, gejala yang ditimbulkan malaria adalah demam, menggigil, dan gejala seperti flu.
3. Chikungunya
Pemeriksaan Chikungunya di Meruyung. (Foto: dok. Dinas Kesehatan Depok)
zoom-in-whitePerbesar
Pemeriksaan Chikungunya di Meruyung. (Foto: dok. Dinas Kesehatan Depok)
Mirip DBD, chikungunya juga ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Bahkan tanda karakteristik infeksi chikungunya juga mirip dengan DBD, mulai dari demam mendadak, menggigil, mual, sakit kepala, dan bintik-bintik kemerahan pada kulit.
Bangs menuturkan, chikungunya sering salah didiagnosis sebagai penyakit DBD. Hal yang membedakan chikungunya dengan DBD adalah penderita DBD sering mengalami keluhan spesifik berupa nyeri sendi.
ADVERTISEMENT
4. Kaki gajah
Penderita kaki gajah di Bangladesh. (Foto: CDC Global via Flickr.)
zoom-in-whitePerbesar
Penderita kaki gajah di Bangladesh. (Foto: CDC Global via Flickr.)
Kaki gajah atau filariasis disebabkan oleh cacing filaria. Penyakit ini ditularkan oleh nyamuk-nyamuk yang telah terinfeksi cacing tersebut.
Menurut penjelasan WHO, penyakit ini disebabkan oleh tiga spesies cacing filaria, yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, and Brugia timori.
Bangs memaparkan, saat nyamuk yang telah terinfeksi cacing menggigit manusia, maka larva dari tubuh nyamuk akan pindah ke manusia tersebut.
Jika tidak ditangani, penyakit ini bisa menyebabkan pembesaran kaki, lengan, dan juga kelamin. Menurut Bangs, penyakit ini memang tidak mematikan namun membuat penderitanya menjadi tidak produktif.
5. Zika
Bayi mikrosefalus yang diduga akibat virus Zika. (Foto: Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Bayi mikrosefalus yang diduga akibat virus Zika. (Foto: Reuters)
Mirip seperti DBD dan chikungunya, zika juga menyebar melalui nyamuk aedes aegypti. Menurut penjelasan Bangs, nyamuk tersebut menyebarkan zika dengan cara menghisap darah dari seorang penderita virus zika dan kemudian menularkannya ke orang lain.
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan, seperti DBD, zika juga umum ditemukan di daerah tropis. Hal ini karena di daerah tropis banyak hidup nyamuk aedes aegypti.
Menurut banyak laporan, zika sempat menjadi wabah besar di Amerika Selatan, khususnya Brasil, pada 2015.