6 Risiko yang Mungkin Muncul Akibat Kehamilan Remaja

26 September 2018 17:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banyak remaja hamil diluar nikah. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Banyak remaja hamil diluar nikah. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Dalam acara Perayaan Hari Kontrasepsi Sedunia 2018 oleh DKT Indonesia, dr. UF Bagazi, SpOG, spesialis ObGyn di Brawijaya Women and Children Hospital, menyampaikan beberapa bahaya yang mungkin bisa terjadi pada perempuan hamil di usia remaja.
ADVERTISEMENT
UF mengatakan, dengan mengacu kepada beberapa literatur, kehamilan remaja adalah kehamilan yang terjadi pada saat perempuan masih berusia di bawah 20 tahun.
“Penelitian dari BKKBN dan Kemenkes (Kementerian Kesehatan) mengatakan bahwa idealnya wanita dianggap siap untuk hamil pada usia 24 tahun,” kata UF dalam pemaparannya pada Selasa (25/9).
Ada banyak risiko yang bisa terjadi akibat kehamilan remaja dan itu dapat mempengaruhi kondisi fisik dan mental, sehingga membawa dampak tidak hanya kepada sang ibu, namun juga bayinya.
Apa saja risiko yang dimaksud? Berikut daftarnya!
1. Keguguran
Ilustrasi keguguran. (Foto: Shutter Stock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi keguguran. (Foto: Shutter Stock)
Risiko yang paling besar yang mungkin dihadapi kehamilan remaja adalah keguguran. Keguguran bisa terjadi karena tidak disengaja, baik itu akibat stres, organ reproduksinya yang belum siap untuk hamil, dan faktor lainnya dapat menyebabkan keguguran.
ADVERTISEMENT
Keguguran juga dapat dilakukan dengan sengaja, misal berupaya untuk melakukan aborsi, baik itu dengan menggunakan obat atau meminta bantuan pada orang yang bukan tenaga medis, contoh dukun.
Aborsi yang dilakukan sembarangan dapat menyebabkan infeksi alat reproduksi, yang bisa berdampak pada kemandulan atau bahkan kematian sang ibu.
2. Kurangnya nutrisi pada ibu dan bayi
Ilustrasi ibu hamil memasak.  (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu hamil memasak. (Foto: Shutterstock)
UF mengatakan, remaja sering kali tidak begitu memperhatikan apa yang mereka makan, dan hal ini akan membahayakan bila ia sedang hamil. Remaja juga umumnya masih kurang pengetahuan dan kesadaran mengenai gizi.
Kurangnya asupan gizi pada ibu hamil dapat menyebabkan kandungannya kekurangan nutrisi, termasuk berpotensi lahir dengan berat badan rendah. Kehamilan di usia muda dan kurangnya nutrisi juga bisa menyebabkan ibu hamil mudah mengalami anemia dan terkena infeksi.
ADVERTISEMENT
3. Keracunan kehamilan (gestosis)
Kondisi alat reproduksi yang belum siap dan anemia dapat menyebabkan ibu hamil mengalami keracunan kehamilan.
“Keracunan kehamilan dapat menyebabkan kejang, pendarahan otak, sampai dengan meninggal,” jelas UF.
4. Kelahiran prematur dan berat badan bayi rendah
Ilustrasi bayi lahir prematur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bayi lahir prematur. (Foto: Thinkstock)
Kehamilan remaja juga memiliki risiko bayinya lahir prematur atau di bawah 37 minggu. Hal ini juga berhubungan dengan kurangnya nutrisi yang dikonsumsi selama kehamilan oleh ibu yang masih remaja.
Bukan hanya lahir prematur, bayi juga dikhawatirkan lahir dengan berat badan rendah.
UF bercerita, ada kalanya remaja tidak menyadari bahwa dirinya sedang hamil, bahkan ada juga mereka baru memeriksakan dirinya ketika sudah hamil beberapa bulan. Hal ini tentu berbahaya karena selama ibu tidak menyadari kehamilannya, maka ia tidak pernah melakukan pemeriksaan kandungan dan tidak menjaga asupan gizinya.
ADVERTISEMENT
5. Kelainan bawaan
Bayi yang lahir dalam keadaan prematur dan kurang mendapatkan nutrisi juga memiliki risiko lahir dengan kelainan bawaan. Salah satu contoh yang diberikan UF adalah apabila janin kekurangan oksigen, maka pertumbuhan otaknya tidak akan sempurna. Atau karena lahir prematur, maka bayi tersebut paru-parunya belum sepenuhnya tumbuh sehingga harus mendapatkan perawatan medis.
6. Pendidikan dan psikologis yang terganggu
Stres. (Foto: Freepik )
zoom-in-whitePerbesar
Stres. (Foto: Freepik )
Bukan hanya risiko fisik dan kesehatan, kehamilan remaja juga dapat menyebabkan pendidikan sang ibu terganggu. Contoh misalnya ia terpaksa berhenti sekolah karena kehamilannya.
Mereka yang hamil saat masih remaja sering kali mengalami stres dan ketakutan akan mendapatkan gunjingan atau dicemooh oleh teman dan orang di sekitarnya, sehingga dapat berpengaruh buruk pada kondisi psikologisnya.
ADVERTISEMENT