Ada 100 Gunung Berapi Kuno yang 'Tertidur' di Bawah Tanah Australia

22 Agustus 2019 16:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawah gunung berapi Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Kawah gunung berapi Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebuah riset mengungkap keberadaan jalur gunung api purba di bawah tanah Australia. Deretan gunung api itu telah tertidur selama jutaan tahun di sana. Para peneliti dalam riset ini menduga ada sekitar 100 gunung api menyebar di bawah area seluas 7.500 kilometer persegi di Australia bagian tengah.
ADVERTISEMENT
Laporan hasil riset ini akan dipublikasikan di jurnal Gondwana Research pada Desember 2019 nanti. Dalam riset ini tim peneliti berhasil memetakan jaringan gunung api purba yang diduga terbentuk sekitar 180 juta tahun lalu.
Jaringan gunung api ini terkubur ratusan meter di bawah basin Cooper dan Eromanga di Australia. Itu adalah sebuah wilayah gurun yang berada di bagian tengah Australia. Lokasi itu terkenal akan cadangan minyak dan gas alamnya.
30 tahun lalu, Pengeboran di cekungan Cooper dan Eromanga menyingkap keberadaan batuan beku atau igneous rocks, batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin. Temuan batuan beku itu diduga berasal dari periode Jurassic, sekitar 199,6 juta hingga 145,5 juta tahun lalu.
Eromanga di South West Queensland, Australia. Foto: wikipedia
Selama itu juga, saat bahan bakar fosil disedot dari daerah itu, banyak data gunung-gunung api itu yang berhasil dikumpulkan. Tapi, baru sekarang data itu dipelajari secara mendalam.
ADVERTISEMENT
“Meski telah banyak tersedia data, gunung api di sana belum dipahami dengan baik. Kami mendapat kehormatan untuk bisa melakukan rekonstruksi proses geologi kuno itu,” ujar Simon Halford, anggota tim peneliti dalam riset ini, kepada Live Science.
Dalam riset ini, tim peneliti memetakan gunung api itu dengan bantuan teknologi pencitraan bawah tanah yang memanfaatkan gelombang seismik. Teknologi itu bisa mempelajari sifat fisik dari lapisan batuan di bawah tanah.
Berkat bantuan teknologi itu, tim peneliti berhasil menemukan dapur magma dari gunung-gunung api di sana. Selain itu, mereka juga menemukan bekas aliran lahar dan kawah gunung api. Tim periset menamakan jejeran gunung api ini Warnie Volcanic Province.
Kawah gunung berapi Foto: Pixabay
Sudah tidak aktif
ADVERTISEMENT
Para peneliti menjelaskan bahwa jaringan gunung api ini sangat aktif di periode Jura yakni sekitar 201 hingga 145 juta tahun yang lalu. Holford mengatakan bahwa aktivitas vulkanik dari gunung-gunung api ini terakhir terjadi pada 5.000 tahun lalu.
Holford menjelaskan bahwa gunung-gunung api ini terkubur akibat penumpukan lapisan sedimen yang terjadi selama jutaan tahun. Ia menambahkan bahwa selama 160 juta tahun bagian tengah Australia sedang pelan-pelan tenggelam. Holford mengatakan bahwa para ahli belum mengetahui alasan di baliknya.
“Seiring waktu, terjadi akumulasi ratusan meter batuan sedimen yang telah mengubur dan mengawetkan gunung-gunung kuno ini,” ujar Holford.
Para periset menambahkan bahwa keberadaan jejeran gunung api semacam ini tidak hanya ada di Australia saja. Di belahan lain dunia juga ada banyak gunung-gunung api yang terkubur di bawah tanah.
ADVERTISEMENT
“Banyak orang yang memiliki kecenderungan untuk fokus pada apa yang terlihat saja. Tapi, kita juga harus memikirkan hal-hal yang terkubur di bawah tanah,” kata Holford.