Ada 29 Kilogram Plastik di Perut Paus Sperma yang Mati di Spanyol

10 April 2018 13:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Paus Sperma di Spanyol. (Foto: EspaciosNaturalesMur via Twitter)
zoom-in-whitePerbesar
Paus Sperma di Spanyol. (Foto: EspaciosNaturalesMur via Twitter)
ADVERTISEMENT
Seekor bangkai paus sperma ditemukan di sebuah pantai yang terletak di sebelah selatan Semenanjung Iberia, Spanyol, pada Februari lalu. Para peneliti kemudian berhasil menemukan penyebab kematian mamalia laut raksasa tersebut, yaitu plastik.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, para ahli dari El Valle Wildlife Recovery Center yang melakukan autopsi terhadap paus sperma berukuran 10 meter itu menemukan banyak kantong plastik, kaleng, tali, dan juga jaring di dalam perut paus itu.
Setelah pemeriksaan lebih lanjut, para ahli tersebut mengambil keputusan bahwa paus sperma itu mati karena ia tak bisa mengeluarkan plastik yang ia telan.
Mereka menduga telah terjadi penutupan pada sistem pencernaan paus yang kemudian mengakibatkan infeksi di bagian abdomennya. Infeksi ini disebut peritonitis. Jika dibiarkan memburuk, peritonitis bisa menyebabkan infeksi di seluruh sistem tubuh sehingga membahayakan nyawa. Hal itulah yang kemudian diduga menjadi penyebab kematian paus tersebut.
Mengingat banyak jumlah sampah plastik yang ada di lautan, kejadian seperti ini sebenarnya tidak begitu mengejutkan. Beberapa waktu lalu tim peneliti melaporkan adanya sampah di Samudra Pasifik yang hampir seluas daratan Indonesia. Selain itu, ada juga prediksi bahwa pada 2050 akan lebih banyak plastik dibandingkan ikan di lautan kita.
Sampah plastik di perairan Indonesia (Foto: Dok. Orb Media)
zoom-in-whitePerbesar
Sampah plastik di perairan Indonesia (Foto: Dok. Orb Media)
Adanya hasil penelitian dan prediksi semacam itu semestinya tidak membuat kita, manusia, diam saja melihat hal tersebut. Fakta buruk tersebut seharusnya menjadi peringatan bagi kita. Kematian paus sperma ini misalnya dapat dijadikan sebagai cara untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan, sebagaimana yang dilakukan oleh pemerintah setempat wilayah bangkai paus itu ditemukan.
ADVERTISEMENT
"Kehadiran plastik di laut dan samudra telah menjadi salah satu ancaman terbesar bagi konservasi kehidupan liar di seluruh dunia, karena banyak hewan yang terjebak di dalam sampah atau tak sengaja mengkonsumsi plastik yang dapat mengakibatkan kematian mereka," ujar Consuelo Rosauro, dirjen lingkungan hidup pemerintah Murcia, Spanyol.
Di negara lain, yakni India, upaya besar-besaran pembersihan sebuah pantai di Mubai dari sampah plastik telah membuahkan hasil. Setelah ribuan orang melakukan pembersihan, penyu-penyu laut terlihat kembali di pantai di Mumbai tersebut. Padahal, selama 20 tahun sebelumnya penyu-penyu tersebut menghilang akibat begitu kotornya pantai dan laut di sana.
Di Indonesia sendiri perjuangan melawan plastik sudah mulai ramai digalakkan dengan munculnya berbagai perusahaan yang berusaha mengganti produk plastik biasa dengan plastik ramah lingkungan. Selain mencegah terbentuknya sampah plastik yang mencemari lingkungan dengan menggunakan produk pengganti semacam itu, kegiatan lain seperti bersih-bersih pantai juga mulai banyak digalakkan oleh sejumlah organisasi nirlaba atau lembaga swadaya masyarakat.
ADVERTISEMENT