Ada Kebakaran Hutan, Kualitas Udara di Pekanbaru Mengkhawatirkan
ADVERTISEMENT
Kualitas udara di Pekanbaru , Riau, dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Pada Jumat (13/9) pagi pukul 09.00 WIB, AirVisual mencatat nilai air quality index (AQI) Pekanbaru adalah 320 (Hazardous) atau sudah berbahaya.
ADVERTISEMENT
Data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga menunjukkan bahwa konsentrasi PM 10 atau partikel halus berukuran lebih kecil dari 10 mikron di Pekanbaru sudah berbahaya. Data dari halaman resmi BMKG menulis, konsentrasi PM 10 pada pukul 09.00 WIB mencapai 440,10 mikrogram/m3.
Padahal, batas ambang aman PM 10 menurut Badan Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) adalah 50 mikrogram/m3.
Nilai AQI Pekanbaru semakin memburuk menjelang siang hari. AirVisual menunjukkan bahwa nilainya mencapai 619 pada pukul 12.45 WIB.
AQI sendiri adalah sebuah indeks yang menggambarkan tingkat keparahan kualitas udara di suatu wilayah. Menurut AirVisual, AQI dihitung berdasarkan enam jenis polutan utama, seperti PM 2,5, PM 10, karbon monoksida, asam belerang, nitrogen dioksida, dan ozon permukaan tanah.
ADVERTISEMENT
Rentang nilai dari AQI adalah 0 sampai 500. Semakin tinggi nilainya, maka semakin tinggi tingkat polusi udara di wilayah tersebut.
Menurut AirVisual, kondisi udara yang buruk dengan nilai AQI berada di rentang 300 ke atas ini beracun dan memiliki risiko berbahaya bagi jantung serta paru-paru. Orang-orang disarankan untuk tidak keluar dari rumahnya.
Selain itu, AirVisual menyarankan agar masyarakat menghindari aktivitas di luar rumah, menutup jendela serta pintu, menggunakan masker jika terpaksa keluar rumah, dan menggunakan penjernih udara.
Buruknya kualitas udara di Pekanbaru disebabkan kabut asap kebakaran hutan dan lahan di wilayah Sumatra. Data BMKG Stasiun Pekanbaru pada Jumat (13/9) pagi mengungkap ada 1.319 titik panas di Pulau Sumatra. Di Riau sendiri dilaporkan ada 239 titik panas.
ADVERTISEMENT
Bahkan, Jembatan Siak IV yang merupakan salah satu ikon di Pekanbaru sempat hilang dari pandangan pada Jumat pagi. Ini akibat pekatnya kabut asap di sana.
Bibin Sulianto, Staf Analisis BMKG Stasiun Pekanbaru mengatakan, bahwa kabut asap karhutla di Riau semakin pekat pada Jumat pagi. Akibatnya, jarak pandang di sejumlah daerah di Riau menurun drastis.
Ia menjelaskan, jarak pandang pada Jumat (13/9) pagi hanya sekitar 200 hingga 400 meter. Menurutnya, jarak pandang di Pekanbaru pada pagi itu hanya 300 meter.