news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Air di Bulan Bisa Bantu Penjelajahan Manusia ke Luar Angkasa

1 Maret 2018 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Astronaut NASA Buzz Aldrin di Bulan. (Foto: NASA)
zoom-in-whitePerbesar
Astronaut NASA Buzz Aldrin di Bulan. (Foto: NASA)
ADVERTISEMENT
Rasanya tidak mungkin kita mengirimkan suatu tim astronaut untuk menjelajahi luar angkasa tanpa air. Namun karena mengirimkan air dari Bumi dianggap tidak efisien, kita harus mencari sumber air baru yang tak jauh dari Bumi. Dan Bulan sepertinya bisa menjadi jawaban bagi hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya para peneliti telah berhasil menemukan air di Bulan, tersembunyi di bawah permukaannya. Dan kini, para peneliti dari Space Science Institute diBoulder, Colorado, AS, berhasil menemukan bahwa air terdistribusikan secara meluas ke seluruh Bulan.
Tak hanya itu, air juga dapat ditemukan saat siang atau malam hari di Bulan.
Namun begiu, tim peneliti yang mempublikasikan temuannya di jurnal Nature Geoscience itu juga menambahkan, air di Bulan berbeda dengan air yang ada di Bumi.
Astronot di bulan (Foto: Wiki Images)
zoom-in-whitePerbesar
Astronot di bulan (Foto: Wiki Images)
Di Bulan, air berada dalam bentuk OH, sebuah molekul hidroksil yang sangat mudah bereaksi, sementara di Bumi air berada dalam bentuk H2O. Hal ini membuat akses pada air di Bulan tidak semudah akses air di Bumi.
Meski begitu, temuan ini dapat membantu para peneliti untuk memahami asal muasal dari air di Bulan dan bagaimana zat tersebut terdistribusikan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, informasi ini juga menjadi suatu aset berharga bagi misi luar angkasa masa depan.
Kelak, ketika manusia bisa membuat stasiun luar angkasa di Bulan, air ini dapat menjadi sumber air minum serta bisa juga diubah menjadi bahan bakar roket, dengan memisahkan hidrogen dan oksigen.
Berlawanan dengan Temuan Sebelumnya
Sebelumnya para peneliti menduga bahwa air terbentuk di daerah kutub Bulan. Selain itu, mereka juga menduga bahwa air di Bulan terus bergerak, karena terjadi perbedaan jumlah air saat siang dan malam. Hal ini berlawanan dengan temuan terbaru kali ini.
Namun begitu, saat ini masih ada perdebatan mengenai lokasi serta sifat dari air di Bulan. Hal ini dikarenakan data dari instrumen inframerah yang digunakan pada studi ini tidak begitu jelas.
ADVERTISEMENT
Tapi bagaimanapun, berkat temuan ini kita bisa menyingkap beberapa rahasia Bulan dan memanfaatkannya demi menjelajahi luar angkasa.