Akibat Kebanyakan Lemak, Warna Darah Seorang Pria Berubah Mirip Susu

27 Februari 2019 9:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warnah drah berubah menjadi mirip susu Foto: Annals of Internal Medicine
zoom-in-whitePerbesar
Warnah drah berubah menjadi mirip susu Foto: Annals of Internal Medicine
ADVERTISEMENT
Warna darah seorang pria di Jerman berubah menjadi mirip susu. Kondisi ini terjadi karena darahnya mengandung terlalu banyak lemak. Akibatnya, para dokter harus mengeluarkan darahnya secara manual untuk menyelamatkan hidupnya, begitulah menurut laporan studi kasus yang terbit di jurnal Annals of Internal Medicine.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini bermula ketika seorang pria 39 tahun yang namanya dirahasiakan ini mengunjungi rumah sakit. Ia mengeluh menderita mual, muntah-muntah, sakit kepala, dan penurunan konsentrasi.
Menurut laporan di jurnal, pria ini menderita diabetes dan sedang menggunakan beberapa obat untuk mengatasi kondisi tersebut. Tapi sayangnya ia tak teratur menggunakan obat-obatan itu.
Saat di rumah sakit, pria tersebut hilang kesadaran dan memerlukan alat bantu untuk bisa bernapas.
Hasil tes menunjukkan bahwa darah pria ini mengandung trigliserida, salah satu jenis lemak yang biasa ada di darah, dalam jumlah sangat tinggi. Normalnya, kandungan trigliserida dalam darah adalah di bawah 150 miligram per desiliter (mg/dL), sedangkan kandungan di atas 500 mg/dL dianggap sangat tinggi.
Yang mengejutkan, kandungan trigliserida pada darah pria ini jauh melampaui ambang tersebut. Menurut laporan, tingkat trigliserida di darahnya melebihi 14.000 mg/dL.
Meperbaiki sel darah merah. Foto: Poxabay
Dr. Philipp Koehler dan Dr. Matthias Kochanek dari University Hospital of Cologne, Jerman, yang menangani kasus ini, menjelaskan kepada Live Science bahwa hal itu membuat darah si pria jadi memiliki warna seperti susu.
ADVERTISEMENT
Mereka memaparkan bahwa tingkat trigliserida yang tinggi bisa menyebabkan peradangan pada pankreas serta kondisi berbahaya bagi tubuh. Hasil tes menunjukkan bahwa pria ini mengalami peningkatan enzim pankreas, yang merupakan tanda dari kondisi peradangan.
Selain itu, hasil tes juga mengungkap bahwa si pria menderita ketoasidosis diabetik, kondisi komplikasi diabetes yang terjadi ketika tubuh mencerna lemak dengan sangat cepat. Hal itu membuat terjadinya penumpukan asam di darah bernama keton.
Menangani trigliserida tinggi di darah
Ketika pasien memiliki kandungan trigliserida tinggi di darah, dokter biasanya menggunakan sebuah mesin untuk memisahkan lemak berlebih dari darah. Proses ini dikenal dengan sebutan plasmaferesis.
Tapi ketika dokter ingin melakukan plasmaferesis pada pria ini, mesin yang digunakan rusak. Rusaknya ini disebabkan oleh terjadi penyumbatan di mesin akibat kandungan lemak yang terlalu tinggi. Hal yang sama terjadi ketika dokter mencoba melakukan plasmaferesis dengan mesin lain.
Mesin plasmaferesis Foto: Mǃdgard via Wikimedia Commons
Akhirnya mereka menggunakan cara manual yang telah digunakan sejak zaman dahulu, yaitu proses pembuangan darah melalui luka atau bukaan pada tubuh atau bloodletting.
ADVERTISEMENT
Para dokter mengambil satu liter dari tubuh si pria dan menggantinya dengan sel darah merah serta plasma baru dari pedonor. Karena cara ini sukses menurunkan tingkat trigliserida pada darah si pria, dokter memutuskan mengulang proses yang sama.
Dua hari kemudian, tingkat trigliserida pada darah si pria turun cukup drastis. Mesin plasmaferesis akhirnya bisa digunakan untuk menyaring darahnya dari lemak-lemak yang tersisa.
Lima hari setelahnya, para dokter mengangkat alat bantu pernapasan dari si pria, dan tubuhnya tidak menunjukkan simtom lain.
Kasus langka
Kepada Live Science, Koehler dan Kochanek mengaku tidak pernah melihat kasus seperti ini. Dalam studi kasus ini mereka menyimpulkan bahwa cara bloodletting bisa menjadi alternatif jika mesin tidak bisa digunakan pada pasien yang memiliki trigliserida sangat tinggi.
ADVERTISEMENT
Dr. Guy Mintz, direktur kesehatan jantung di Sandra Atlas Bass Heart Hospital, New York, mengatakan bahwa hasil studi kasus menunjukkan cara pengobatan yang inovatif dalam mengatasi kejadian di mana mesin plasmaferesis tidak bisa digunakan.
"Saya salut kepada para dokter untuk bisa berpikir di luar kotak," ujar Mintz sebagaimana dilansir Live Science.
Ilustrasi bloodletting Foto: Burns Archive via Newsweek via Wikimedia Commons
Penyebabnya
Para dokter punya hipotesis atas kasus kesehatan ini. Mereka menduga bahwa trigliserida tinggi pada darah si pria adalah akibat kombinasi antara resistensi insulin, obesitas, gaya makan yang buruk, dan penanganan diabetes yang tidak teratur.
Mereka menambahkan bahwa ketoasidosis dan tingkat trigliserida tinggi adalah tanda-tanda kekurangan insulin. Hasil tes juga menunjukkan bahwa pasien memiliki faktor turunan yang membuatnya memiliki kandungan trigliserida tinggi di darahnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, pria ini diketahui menggunakan obat diabetes sodium-glucose cotransporter-2 (SGLT2) inhibitor. Menurut lembaga pemerintah AS yang mengawasi obat dan makanan, Food and Drug Administration (FDA), ada dugaan bahwa obat ini bisa meningkatkan risiko ketoasidosis pada seseorang.