news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Alasan Orang yang Suka Begadang Menjalani Hidup Lebih Sulit

16 Februari 2019 17:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jangan begadang. Foto: thinkstockphotos
zoom-in-whitePerbesar
Jangan begadang. Foto: thinkstockphotos
ADVERTISEMENT
Orang-orang yang suka begadang atau disebut dengan istilah manusia burung hantu, secara alami akan tidur larut dan bangun siang hari, jauh setelah matahari terbit. Ternyata, mereka memiliki pola aktivitas otak yang berbeda dengan morning person, atau orang suka bangun pagi hari.
ADVERTISEMENT
Perbedaan ini membuat hidup orang-orang yang suka begadang jauh lebih sulit. Begini penjelasan menurut sebuah riset terbaru.
Perbedaan tersebut akan sangat terasa apabila orang yang suka begadang dipaksa untuk tetap bekerja selama jam kerja normal (antara 8 sampai 9 jam selama 5 hari dalam sepekan). Ketika para peneliti memindai otak orang-orang yang diklasifikasikan sebagai manusia burung hantu, konektivitas otak mereka lebih rendah, serta sinkronasi antara wilayah otaknya berbeda ketimbang yang terbiasa bangun pagi (dan tidak begadang).
Lebih dari itu, konektivitas manusia yang gemar begadang juga lebih buruk, responsnya lebih lambat dan kantuk mereka meningkat selama jam kerja normal. Hal ini berkaitan dengan kesulitan mereka dalam mencoba menyesuaikan diri atau lebih tepatnya: mereka memang tidak cocok dengan jam kerja kantoran.
Ilustrasi pekerja kantoran. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
"Ketidakcocokan antara waktu biologis seseorang dan waktu sosial adalah masalah umum untuk manusia burung hantu yang mencoba mengikuti hari kerja normal," tutur pemimpin studi, Elise Facer-Childs, dari Institut Monash (Ilmu Saraf dan Klinis Neurosains) di Melbourne, Australia.
Dari 38 sukarelawan yang diteliti oleh Elise dan rekannya, manusia yang dijuluki burung hantu mampu menyelesaikan tes dengan hasil terbaik selama malam hari, tetapi mereka terbukti tidak cocok saat menyelesaikan tes di pagi hari.
Sementara itu, seperti yang diharapkan oleh para peneliti, orang-orang yang bangun pagi jauh lebih baik menyelesaikan pekerjaan selama jam kerja normal (pagi sampai sore).
Ilustrasi pusing disertai mata kabur. Foto: Thinkstock
Selain itu, pemindaian otak menunjukkan ketika dalam keadaan istirahat (tidak melakukan tugas tertentu), orang-orang yang terbiasa bangun pagi memiliki konektivitas otak yang lebih tinggi daripada orang yang suka begadang. Ini diprediksi berpengaruh terhadap kinerja dan reaksi yang lebih baik dalam penyelesaian tugas.
ADVERTISEMENT
Banyak penelitian juga telah menunjukkan bahwa kebiasaan orang begadang dapat berdampak negatif terhadap masalah kesehatan. Risiko kematian dini mereka meningkat dan kemampuan bersosialisai mereka berkurang lantaran ketidakselarasan dengan ritme sirkadian (perputaran waktu selama 24 jam) masyarakat umum.