Alat Pendeteksi Kanker Lewat Napas Jalani Uji Coba

5 Januari 2019 16:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alat pendeteksi kanker lewat napas. (Foto: Owlstone Medical)
zoom-in-whitePerbesar
Alat pendeteksi kanker lewat napas. (Foto: Owlstone Medical)
ADVERTISEMENT
Sebuah teori mengatakan bahwa beberapa jenis penyakit, termasuk kanker, dapat dikenali karena baunya yang khas. Beberapa waktu lalu, muncul perdebatan mengenai apakah anjing dapat mendeteksi kanker melalui baunya. Hasil penelitian dari Center for Public Health Initiatives di AS menunjukkan bahwa kanker memang memiliki bau yang dapat dideteksi anjing namun tidak tercium oleh manusia.
ADVERTISEMENT
Mengacu pada teori kanker memiliki bau, peneliti dari Cancer Research UK mulai melakukan uji coba terhadap alat yang dirancang untuk mendeteksi kanker melalui aroma yang keluar dari napas manusia. Alat itu diberi nama Breath Biopsy.
Dalam proses metabolisme tubuh yang normal, molekul yang disebut senyawa organik volatil (volatile organic compound/VOC) diproduksi.
Kanker diduga dapat menciptakan pola VOC yang berbeda, dan peneliti mengharapkan Breath Biopsy dapat mendeteksi VOC tersebut.
"Tujuan kami adalah, dapatkah kami menemukan perbedaan-perbedaan yang samar ini?" kata Billy Boyle, salah satu pendiri dan CEO Owlstone Medical yang mengembangkan perangkat tersebut, kepada CNN.
Alat pendeteksi kanker lewat napas. (Foto: Owlstone Medical)
zoom-in-whitePerbesar
Alat pendeteksi kanker lewat napas. (Foto: Owlstone Medical)
Boyle mengatakan, salah satu kendala dalam menciptakan alat ini adalah sulitnya untuk “menangkap, menyimpan, dan memindahkan” napas untuk mendeteksi kanker. Sebab, dalam metode deteksi dengan Breath Biopsy ini, napas yang telah ditangkap tidak langsung dianalisis, tapi disimpan lebih dulu.
ADVERTISEMENT
Menurut Boyle, Breath Biopsy telah menyelesaikan kendala tersebut karena alat itu dapat menangkap zat kimia dengan menggunakan wadah yang bisa menyerap zat kimia seperti spons dan kemudian bisa dibawa ke lab untuk dianalisis.
Uji coba selama 2 tahun
Uji coba alat ini akan dilakukan selama dua tahun oleh Cancer Research UK Cambridge Centre dengan cara merekrut 1.500 peserta di Inggris, termasuk peserta yang masih sehat untuk menjadi kelompok kontrol.
Pasien pertama yang diminta untuk mencoba alat ini adalah orang dengan kanker perut dan kanker kerongkongan. Setelah itu, uji coba dilakukan pada pasien kanker prostat, ginjal, kandung kemih, hati, dan pankreas.
Mereka diminta untuk bernapas selama 10 menit yang kemudian akan menjadi sampel untuk dianalisis dan dicari tanda-tanda kanker pada napas tersebut.
ADVERTISEMENT
Alat diagnosis ini diharapkan dapat mencegah deteksi kanker yang terlambat. Di Inggris, setengah dari kasus kanker baru didiagnosis saat stadium akhir karena pasien takut pada tes untuk menjalani diagnosis yang bersifat invasif (melukai), kurang pengetahuan mengenai gejala kanker, dan tidak menjalani deteksi dini kanker.
"Kita sangat perlu mengembangkan alat-alat baru, seperti tes napas ini, yang dapat membantu deteksi dan diagnosis dini pada kanker, dan meningkatkan kesempatan lebih baik bagi pasien untuk selamat dari kanker," kata Rebecca Fitzgerald, kepala penelitian di Cancer Research UK Cambridge Centre.
"Melalui uji klinis ini kami berharap menemukan tanda khas dalam napas yang diperlukan untuk mendeteksi kanker sebelumnya --ini adalah langkah penting berikutnya dalam mengembangkan teknologi ini," kata Fitzgerald.
ADVERTISEMENT