Anak Lelaki yang Ikut Tim Olahraga Punya Tingkat Depresi Lebih Rendah

23 Maret 2019 15:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anak-anak di Rohingya bermain Sepak Bola Foto: AFP/Munir Zaman
zoom-in-whitePerbesar
Anak-anak di Rohingya bermain Sepak Bola Foto: AFP/Munir Zaman
ADVERTISEMENT
Selain menambah teman, bergabung dengan suatu tim olahraga punya nilai positif lain untuk anak laki-laki. Berdasarkan hasil sebuah riset terbaru, para bocah laki-laki itu jadi punya tingkat depresi yang lebih rendah dibanding para bocah laki-laki lainnya yang tidak ikut tim olahraga.
ADVERTISEMENT
Hasil riset itu telah dipublikasikan di jurnal Biological Psychiatry: Cognitive Neuroscience and Neuroimaging. Menurut hasil riset itu, selain punya depresi yang lebih rendah, anak laki-laki usia 9-11 tahun yang berpartisipasi di tim olahraga punya volume hipokampus yang lebih besar di otaknya.
Para peneliti menjelaskan bahwa depresi pada orang dewasa punya hubungan dengan pengecilan hipokampus, bagian otak yang berperan penting di memori dan respons pada stres.
"Pentingnya temuan kami adalah ini membantu menerangkan hubungan antara partisipasi di olahraga, volume dari suatu bagian otak, dan simtom depresi pada anak usia sembilan tahun," ujar pemimpin riset, Lisa Gorham, kepada Futurity.
Anak-anak tengah bersiap olahraga panjat tebing. Foto: Instagram/@bremgra_id
"Kami menemukan bahwa terlibat dalam aktivitas olahraga, bukan aktivitas non-olahraga seperti musik atau seni, berhubungan dengan volume hipokampus pada anak laki-laki dan perempuan, dan hal ini berhubungan dengan penurunan depresi pada anak laki-laki," sambung Gorham.
ADVERTISEMENT
Hubungan itu mereka temukan cukup kuat pada anak-anak yang melakukan aktivitas olahraga dalam tim. Temuan ini mendorong kemungkinan adanya manfaat tambahan dari bergabung dengan tim olahraga.
Jalannya riset
Hasil temuan didapatkan setelah peneliti mempelajari 4.191 anak berusia antara sembilan sampai 11 tahun. Mereka melihat informasi dari orang tua anak-anak itu mengenai partisipasi si anak dalam suatu aktivitas atau simtom depresi.
Para peneliti juga mempelajari hasil pemindaian otak anak-anak tersebut. Dari situ periset mendapat jumlah volume hipokampus milik anak-anak tersebut.
Sebelumnya memang sudah ada riset yang menunjukkan dampak positif dari berolahraga pada penurunan risiko depresi dan jumlah volume hipokampus pada orang dewasa. Tapi, riset ini termasuk yang pertama menemukan bahwa partisipasi dalam suatu tim olahraga bisa memberi efek antidepresi serupa pada anak kecil.
Anak berenang Foto: Pixabay
Temuan ini mengindikasikan bahwa ada hubungan antara aktivitas olahraga dengan volume hipokampus pada anak perempuan dan laki-laki. Bedanya pada anak laki-laki para peneliti menemukan ada hubungan depresi.
ADVERTISEMENT
Ini bisa berarti ada faktor lain yang menyebabkan depresi pada anak perempuan. Atau bisa saja dampak aktivitas olahraga pada anak perempuan baru muncul di periode perkembangan lebih lanjutnya.
Masih korelasi, bukan penyebab
Para peneliti menjelaskan bahwa hasil temuan mereka masih bersifat korelasi, dan bukan penyebab. Jadi bisa saja aktivitas olahraga menyebabkan peningkatan volume hipokampus serta penurunan depresi, atau anak-anak yang depresi cenderung menghindari olahraga dan punya volume hipokampus yang lebih kecil.
Kedua skenario itu punya implikasi penting dalam memahami depresi pada anak-anak.
"Fakta bahwa hubungan ini terlihat lebih kuat bagi anak yang tergabung dalam tim olahraga menunjukkan bahwa mungkin ada sesuatu mengenai kombinasi dari olahraga dan dukungan sosial. Ini bisa bermanfaat dalam mencegah atau mengobati depresi pada anak-anak muda," kata Gorham.
ADVERTISEMENT