Apa Mungkin Bocah Bisa Meninggal karena Berenang Sambil Makan?

21 Agustus 2019 14:51 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak berenang. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak berenang. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Jangan sekali-kali memberi makan anak ketika mereka sedang asyik berenang. Begitu kira-kira pesan berantai yang beredar di Facebook dan WhatsApp beberapa hari terakhir ini. Imbauan untuk para orang tua itu pun menjadi viral sebab pesan tersebut mengklaim ada peristiwa menyedihkan di baliknya.
ADVERTISEMENT
Pesan berantai itu mengklaim ada seorang bocah berusia 7 tahun yang dikabarkan meninggal dunia usai mengunyah sushi sambil berenang. Ceritanya begini, bocah tersebut disuapi sushi oleh ibundanya di sela-sela waktu ia berenang. Si bocah melanjutkan berenang sebelum selesai mengunyah dan menelan sushi yang ia makan.
Tak berselang lama, bocah tersebut keluar kolam dalam keadaan sudah lemas lalu tertidur di kursi. Sang ibunda awalnya tak curiga, ia berpikir putranya hanya kelelahan. Namun ketika diperiksa, bocah tersebut sudah tak bernyawa.
Pesan berantai tersebut mengklaim bahwa penyebab meninggalnya si bocah diduga akibat sushi yang belum terkunyah seluruhnya, bukannya masuk ke saluran pencernaan melainkan ke saluran pernapasan sehingga membuat si bocah kesulitan bernapas.
Pesan berantai yang viral soal kasus meninggalnya bocah usai makan sambil berenang, Foto: dok. Istimewa
Bicara soal apa mungkin seorang bocah bisa meninggal akibat ada makanan masuk ke paru-parunya saat berenang, terlepas dari benar atau tidaknya kejadian dalam pesan viral tersebut, dokter dari Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RSUP Persahabatan turut angkat bicara. Mia Elhidsi, dokter spesialis paru dari departemen tersebut, mengamini bahwa kebiasaan memberi makan anak yang sedang berenang ataupun kebiasaan diri sendiri berenang sambil makan memang tidak disarankan.
ADVERTISEMENT
Risikonya, kata Mia, bisa terjadi aspirasi, yakni masuknya makanan bukan ke saluran cerna namun ke saluran pernapasan. “Pada anak, saluran napasnya lebih kecil. Bila makanan masuk ke saluran napas, berisiko menutup saluran napas utama sehingga terjadi chocking atau tersedak,” tutur Mia saat dihubungi kumparanSAINS melalui pesan singkat, Rabu (21/8).
Saat tersedak, menurut Mia, udara mendadak tidak bisa masuk sehingga tubuh pun kekurangan oksigen atau mengalami hipoksia. Tandanya, warna bibir dan kulit akan membiru.
Ilustrasi anak berenang. Foto: Shutterstock
Mia lantas menjelaskan mengapa saat berenang seseorang bisa lebih berisiko tersedak makanan. Yakni, pada dasarnya, saluran napas dan saluran cerna bisa terbuka dan tertutup secara otomatis saat menelan.
“Kalau sedang berenang, anak tarik napas, tahan napas, tidak beraturan sesuai dengan refleksnya saat menyelam,” terangnya. “Kalau sambil makan, apalagi ketika makanan masih tersimpan di mulut, anak bisa seketika mengambil napas, saluran napas terbuka, lalu makanan itu masuk,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT