news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa yang Terjadi jika Manusia Tak Lagi Buang Air Besar?

8 Agustus 2019 20:16 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi BAB Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi BAB Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Apa yang masuk harus keluar. Tapi, apa jadinya kalau manusia tetap makan namun tak pernah lagi buang air besar? Menurut ahli, ada sejumlah masalah kesehatan yang akan menimpa orang itu.
ADVERTISEMENT
Ian Lustbader, ahli gastroenterologi dari New York University Langone Health, mengatakan ada dua kondisi kesehatan yang bisa seseorang derita jika tak lagi buang air besar (BAB). Lantas, apa saja kondisi itu? Berikut pemaparannya.
Retensi Tinja
Jika kamu tiba-tiba memutuskan tak mau lagi buang air besar, maka usus besarmu akan ada dalam bahaya.
Usus besar akan membuncit, dan memicu terjadinya megakolon atau pembesaran abnormal dari usus besar. Saat mengalami megakolon, tinja akan mulai mengeras dan bisa menyebabkan usus pecah. Kondisi ini bisa membuat usus besar bahkan bisa mengembang hingga mencapai tulang rusuk.
Ilustrasi Sakit Perut. Foto: Getty Images
Dalam buku "Management of Functional Gastrointestinal Disorders in Children: Biopsychosocial Concepts for Clinical Practice" ada laporan mengenai seorang anak berusia 13 tahun yang mengaku tidak BAB selama setahun. Hasil pemeriksaan sinar X pada perut orang itu menunjukkan ia mengalami sindrom retensi feses fungsional.
ADVERTISEMENT
Anak itu mengalami kondisi yang dikenal sebagai sindrom retensi feses. Sindrom tersebut sering kali dialami oleh anak-anak dan kemungkinan terjadi karena mereka takut untuk BAB akibat suatu trauma. Mereka yang mengalami kondisi ini, biasanya akan mengencangkan otot-otot panggul dan bokong setiap kali merasa perlu untuk buang air besar.
Perlambatan usus besar
Menahan buang air besar dapat merusak mekanisme tubuh yang berperan membuat tinja bergerak secara lancar.
“Jika kamu terus-menerus menahan buang air besar, di masa depan kamu akan menghadapi risiko perubahan motilitas usus. Saat buang air besarmu tidak lancar, mungkin kamu akan membutuhkan obat pencahar atau hal-hal lain merangsang agar usus kamu bisa bekerja kembali,” jelas Lustbader.
Bahkan, meski kamu tidak mengonsumsi makanan, ada kemungkinan tubuh mengeluarkan tinja. Sebab, dinding usus akan tetap memproduksi cairan dan mukus yang harus dikeluarkan tubuh.
ADVERTISEMENT