Apakah Anjing Benar-benar Bisa Tersenyum?

22 Mei 2019 16:15 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anjing poodle. Foto: harvey117 via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anjing poodle. Foto: harvey117 via Pixabay
ADVERTISEMENT
Mulut anjing itu terbuka lebar. Kedua ujung bibirnya tertarik ke sudut dan terangkat ke atas. Kemudian lidahnya menjulur. Banyak orang menganggap ini adalah ekspresi anjing yang tersenyum.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan besarnya sekarang adalah, apa benar anjing bisa mengekspresikan senyum kepada manusia?
Jawabannya bisa kita dapatkan dengan mempelajari hubungan anjing dan manusia yang telah berlangsung selama sekitar 30 ribu tahun. Berkat hubungan panjang itu, manusia dan anjing berhasil memiliki suatu ikatan erat yang membuat anjing bisa menjadi subjek ideal untuk studi ilmu komunikasi.
"Mempelajari anjing adalah kesempatan unik untuk melihat komunikasi sosial antar spesies," ujar Alex Benjamin, ahli yang mendalami kognisi anjing di University of York, Inggris, kepada Live Science.
Kebanyakan riset juga mendukung anggapan bahwa ikatan komunikasi antara manusia dan anjing itu unik. Misalnya, para peneliti menemukan bahwa anjing memahami pandangan mata manusia. Anjing juga menggunakan kontak mata dengan cara yang unik dan berbeda dengan kebanyakan hewan lain.
ADVERTISEMENT
Sebuah riset yang dipublikasikan di jurnal Current Biology menguji respons serigala dan anjing jika diberi tes sulit. Mereka diberi tes untuk bisa membuka sebuah wadah untuk mengambil daging di dalamnya.
Anjing berjenis corgi di Corgi in the Garden, Bangkok, Thailand. Foto: Reuters/Soe Zeya Tun
Para periset menemukan serigala akan langsung meninggalkan wadah begitu sadar mereka tak bisa membukanya. Sementara anjing akan memberi manusia sebuah pandangan mengiba. Ini memberi dugaan bahwa anjing memahami bahwa manusia bisa membantu mereka menyelesaikan tes itu.
Riset lain yang dipublikasikan di jurnal Science, menemukan, anjing dan manusia mengalami peningkatan tingkat hormon oksitosin, hormon yang bisa meningkatkan mood alias suasana hati yang baik, ketika mereka saling berpandangan.
"Saling berpandangan adalah mekanisme fundamental untuk berkooperasi, terutama jika Anda tidak berbicara bahasa yang sama," kata Benjamin.
ADVERTISEMENT
Menurut Benjamin, manusia telah membuat anjing memiliki kemampuan ini. Anjing-anjing jadi memiliki kemampuan ini setelah dipelihara oleh manusia.
"Anjing-anjing yang melihat ke arah kita jauh lebih mudah untuk dilatih dan diajak berkooperasi. Jadi, mungkin saja ada sebuah dorongan dari alam bawah sadar yang menciptakan perilaku yang kita lihat sekarang ini," sambung dia.
Sementara itu, Juliane Kaminski, ahli dari University of Protsmouth yang mempelajari kognisi anjing, memberi penjelasan mengenai ekspresi pada anjing. Menurutnya, ekspresi tersenyum pada anjing belum banyak dipelajari.
Tersenyum?
Kaminski mengatakan, jika seseorang mengenali anjingnya dengan baik maka ia bisa membaca perilakunya. Sebagai seseorang yang memiliki anjing, ia bisa memberi label pada satu perilaku tertentu. Tapi, sebagai seorang peneliti, Kaminski mengatakan tidak ada data yang menjelaskan arti sebenarnya dari perilaku tersenyum itu.
ADVERTISEMENT
Kesulitan dalam mempelajari ekspresi anjing adalah akibat alat riset yang biasanya subjektif. Ini ditambah dengan kecenderungan kita untuk mengatribusi karakteristik manusia ke makhluk bukan manusia, membuat kita mudah salah mengerti apa yang ada di wajah anjing.
Hanya sedikit riset yang mendukung senyuman anjing. Salah satunya telah dipublikasikan di jurnal Scientific Reports. Riset ini mempelajari ekspresi yang disebut "rileks dengan mulut terbuka" pada anjing.
Ekspresi itu biasa terjadi saat ada hal positif. Misalnya, ketika anjing mengajak anjing lainnya untuk bermain, tapi kita tidak mengetahui apakah ekspresi itu adalah senyuman atau apakah itu cara anjing berusaha berkomunikasi dengan kita.
Ilustrasi anjing Malamut Alaska. Foto: shutterstock
Untuk menemukan jawaban itu perlu dilakukan riset yang lebih objektif. Penggunaan teknik, seperti facial action coding system (FACS), yang mempelajari pergerakan wajah berdasarkan penampakannya di muka, disarankan untuk bisa memahami ekspresi anjing.
ADVERTISEMENT
Penggunaan teknik tersebut bisa membantu memahami bagaimana suatu ekspresi spesifik berkorelasi dengan suatu situasi tertentu. Selain itu, dengan bantuan teknik tersebut bisa membantu peneliti menemukan apa yang mendorong anjing membuat ekspresi demikian.
Meski begitu, ini bukan berarti hubungan manusia dengan anjing biasa saja. Anjing adalah satu-satunya makhluk hidup yang memahami gestur manusia.
Benjamin menambahkan anjing juga punya kemampuan untuk memahami gaya bicara manusia. Dalam salah satu risetnya ia menemukan anjing menyukai manusia yang berbicara dengan suara lucu dan seperti sedang menyanyi.
"Anjing punya kemampuan sangat baik dalam memahami kita. Mereka bisa memahami gestur-gestur halus kita," kata Benjamin. "Jadi, ini adalah tugas kita sebagai manusia untuk memberi mereka gestur untuk membuat mereka memahami bagaimana cara untuk berkooperasi dengan kita."
ADVERTISEMENT