Apakah Para Hewan Mengenal Kakek dan Nenek Mereka?

11 Maret 2019 12:34 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Singa betina mencari air. Foto: Derbocholter via Pixabay (CC0 Creative Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Singa betina mencari air. Foto: Derbocholter via Pixabay (CC0 Creative Commons)
ADVERTISEMENT
Bagi manusia, kakek dan nenek biasanya dikenal baik oleh para cucu. Bahkan mereka sering kali memiliki peran penting, seperti menyuapi makanan serta membacakan cerita untuk para cucu.
ADVERTISEMENT
Namun bagaimana dengan para hewan? Apakah para hewan juga mengenal kakek dan nenek mereka?
Bagi sebagian besar spesies di Bumi, jawabannya adalah tidak. "Biasanya, tidak ada kakek dan nenek yang hidup lagi" ketika hewan lahir, kata Mirkka Lahdenperä, ahli biologi di University of Turku di Finlandia, sebagaimana dilansir LiveScience.
Meskipun masa hidup hewan tidak tumpang tindih dengan kakek-neneknya, sebagian besar spesies hewan menyebar untuk menghindari persaingan memperebutkan sumber daya, sehingga kemungkinan bagi para hewan untuk menjadi kakek-nenek menjadi tipis.
Ilustrasi lutung yang bergelayutan di pohon Foto: Flickr/tontan travel
Namun begitu, ada beberapa pengecualian pada sebagian spesies, terutama di antara mamalia yang hidup dalam kelompok sosial yang erat. Dalam bukunya yang berjudul "The Social Behavior of Older Animals" (Johns Hopkins University Press, 2009), ahli zoologi Kanada, Anne Innis Dagg, memaparkan adanya pasukan monyet lutung tua di India yang menjaga cucu-cucu mereka.
ADVERTISEMENT
Nenek lutung memiliki pekerjaan tertentu: Mereka secara agresif membela bayi-bayi kelompok mereka dari serangan manusia, anjing, dan monyet saingan. Beberapa lutung betina bahkan memberi cucu mereka perlakuan khusus, merawat dan melangkah ketika mereka bermain terlalu kasar dengan lutung cilik lainnya.
Bukan cuma lutung, banyak nenek dari spesies paus juga dikenal dekat dengan cucu mereka. Dalam kelompok paus sperma misalnya, menurut Dagg, nenek paus membantu mengasuh bayi paus, sementara induk si bayi menyelam untuk mencari makan.
Paus sperma. Foto: Amila Tennakoon via Flicker
Selain nenek paus sperma, nenek paus orca juga sering memimpin anak-cucunya dan dapat hidup selama beberapa dekade setelah mereka berhenti bereproduksi. Pada tahun 2015, sekelompok ilmuwan yang menulis dalam jurnal Current Biology menyarankan bahwa para paus orca tua ini membantu keturunan mereka bertahan hidup di masa-masa sulit, karena mereka mengingat semua tempat terbaik untuk menemukan makanan.
ADVERTISEMENT
Kawanan gajah juga terkenal matriarkal. Bayi-bayi gajah biasanya dilahirkan dalam kelompok yang dipimpin oleh nenek mereka, yang dapat hidup sampai sekitar 80 tahun. Menurut Lahdenperä, gajah-gajah betina dewasa berkolaborasi dengan induk mereka (para nenek gajah) untuk membesarkan anak-anak mereka.
Dalam sebuah studi tahun 2016 dalam jurnal Scientific Reports, Lahdenperä mencoba menentukan apakah nenek gajah memiliki manfaat evolusi. Dia menganalisis catatan dari populasi semi-tawanan gajah Asia yang bekerja untuk industri kayu di Myanmar. Beberapa gajah betina dewasa ternyata masih hidup berkelompok dengan induk mereka, sementara yang lain telah dipindahkan ke daerah yang berbeda.
Gajah dengan gading yang cukup besar. Foto: Poswiecie via pixabay
Pada beberapa spesies hewan, peran para nenek ini tampaknya memang vital sehingga mereka masih dikenal atau berada di dekat cucu-cucu mereka. Tapi bagaimana dengan para kakek?
ADVERTISEMENT
Hasil studi terhadap manusia dalam beberapa dekade terakhir menunjukkan bahwa kakek yang hidup dapat meningkatkan kesehatan mental seorang cucu dan indikator kesejahteraan lainnya, kata Lahdenperä. Tetapi tidak ada bukti tentang itu di dunia hewan, katanya.
Hewan jantan jarang bersosialisasi dengan keturunannya sendiri, apalagi keturunan lebih lanjut. "Laki-laki biasanya fokus pada menghasilkan [lebih banyak] keturunan mereka sendiri, dan tidak memberikan perhatian begitu banyak," pungkas Lahdenperä.