Arkeolog Temukan Bekas Pembantaian Aneh di Swedia

27 April 2018 14:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fosil tulang belulang di desa Sandby borg. (Foto: jurnal Antiquity)
zoom-in-whitePerbesar
Fosil tulang belulang di desa Sandby borg. (Foto: jurnal Antiquity)
ADVERTISEMENT
Lebih dari 1,5 abad yang lalu, yakni sekitar tahun 450 Masehi, segerombolan perompak menyerang suatu desa kecil makmur bernama Sandby borg dan membunuh seluruh penduduk desa tersebut. Desa itu berlokasi di pantai dari Pulau Oland, Swedia.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, para arkeolog di Swedia baru-baru ini menemukan sisa-sisa pembantaian tersebut. Tim peneliti yang dipimpin oleh arkeolog Clara Alfsdotter, Ludvig Papmehl-Dufay, dan Helena Victor, menemukan 26 tubuh di situs yang berlokasi di desa tersebut.
Desa Sandby borg kini hanyalah terlihat seperti gundukan hijau yang dikelilingi batuan. Namun dahulu desa itu adalah suatu pemukiman makmur yang berkembang pesat.
Lokasi Sandby borg tak terlalu jauh dari garis pantai, dan diperkirakan ada sekitar 50 rumah di dalamnya. Rumah-rumah tersebut dikelilingi oleh suatu tembok setinggi empat hingga lima meter dan sekitar 200 hingga 250 orang sempat hidup di dalamnya.
Denah desa Sandby borg. (Foto: jurnal Antiquity)
zoom-in-whitePerbesar
Denah desa Sandby borg. (Foto: jurnal Antiquity)
Kala itu, Periode Migrasi Eropa sedang berlangsung. Periode tersebut memang adalah waktu yang tidak stabil bagi para penduduk benua biru tersebut. Tapi misteri atas siapa yang menyerang desa tersebut dan mengapa terjadi penyerangan masih merupakan tanda tanya besar.
ADVERTISEMENT
Tim penggali telah berhasil mengeluarkan tiga dari puluhan rumah yang ada, dan temuan mereka cukup menyayat hati. Sisa-sisa tubuh yang ditemukan menunjukkan tanda-tanda adanya trauma akibat pukulan dengan benda tumpul.
Selain itu, posisi ditemukannya para korban tersebut juga mengindikasikan bahwa mereka mati tiba-tiba, atau berada pada keadaan tak sadarkan diri saat mati.
Para peneliti juga menemukan sisa-sisa dari tubuh anak berusia lima tahun dan bayi yang masih berusia beberapa bulan. Sebagian tulang-belulang mereka tampak terbakar. Hal ini menunjukkan bahwa ada kemungkinan mereka dibakar dengan sengaja atau terbakar setelah mati.
Fosil tulang belulang desa Sandby borg. (Foto: jurnal Antiquity)
zoom-in-whitePerbesar
Fosil tulang belulang desa Sandby borg. (Foto: jurnal Antiquity)
Selain itu, ada juga tulang lain yang diduga milik seorang anak remaja berusia 15 tahun yang bagian kakinya berada di bagian perut dari tulang milik orang lainnya. Hal itu menunjukkan bahwa ia mungkin tersandung orang tersebut dan tak pernah bangun kembali.
ADVERTISEMENT
Sisa-sisa tubuh manusia juga ditemukan di jalanan desa tersebut bersama tulang belulang anjing serta hewan ternak. Para arkeolog juga menemukan, suatu rumah memiliki sembilan set tulang belulang manusia.
Dari sisi sejarah, masyarakat daerah tersebut sebenarnya diketahui selalu mengkremasi anggota keluarganya yang meninggal sehingga tidak mungkin tersisa tulang-belulang. Maka penemuan ini kemudian menunjukkan bahwa telah terjadi penyerangan dan pembantaian pada desa tersebut.
Penuh Harta Karun
Ada satu hal lagi yang menambah misteri dari pembantaian ini. Situs penemuan tersebut dipenuhi oleh harta karun. Koin emas, manik-manik kaca, bros emas, cincin dan kalung perak ditemukan di sana.
Namun begitu anehnya, sama sekali tidak ditemukan senjata di desa tersebut. Jadi ada kemungkinan, siapa pun yang menyerang Sandby borg hanya menjarah senjata saja yang diduga diambil untuk dipersembahkan bagi dewa-dewa kepercayaan masa lampau.
ADVERTISEMENT
Para peneliti menambahkan, tidak diketahui apakah para penduduk melindungi dirinya sendiri atau tidak.
"Sejauh ini belum ditemukan adanya bekas-bekas kerusakan akibat cedera dalam perang, seperti tulang patah akibat menangkis atau trauma wajah, kedua hal itu biasanya terjadi saat sedang berhadapan dengan musuh," tulis para peneliti dalam studi mereka yang dipublikasikan di jurnal Antiquity.
"Pola ini membawa kami untuk menyimpulkan bahwa penyerang memiliki jumlah besar, dan menyerang secara serentak di beberapa rumah, serta beberapa korban sedang dalam posisi untuk tidak melindungi dirinya sendiri," tambah mereka.
Harta karun dari desa Sandby borg. (Foto: jurnal Antiquity)
zoom-in-whitePerbesar
Harta karun dari desa Sandby borg. (Foto: jurnal Antiquity)
Hal menarik lainnya dari temuan ini adalah, selain memiliki Sandby borg, kala itu Pulau Oland juga punya 15 desa lainnya. Tapi anehnya tak ada yang datang untuk menjarah harta karun ataupun memakamkan tubuh-tubuh di desa tersebut.
ADVERTISEMENT
Bahkan hingga sekarang para peneliti melaporkan bahwa warga lokal memperingatkan mereka untuk menjauhi situs tersebut, dan secara samar-samar menyiratkan bahwa tempat itu berbahaya.
"Saya rasa besar kemungkinan kejadian tersebut tetap diingat dan menjadi suatu tabu yang berhubungan dengan situs tersebut, kemungkinan besar disebarkan oleh sejarah lisan yang diturunkan selama berabad-abad," kata Papmehl-Dufay.
Kini museum lokal bernama Kalmar County Museum memamerkan temuan tersebut dan para peneliti terus melanjutkan penggalian, demi mengungkap misteri pembantaian di desa tersebut.