Arkeolog Temukan Kerangka Manusia Kuno dengan Tengkorak Mirip 'Alien'

24 Agustus 2019 9:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Temuan tengkorak manusia berbentuk unik di Kroasia. Foto: M Kavka via PLOS One.
zoom-in-whitePerbesar
Temuan tengkorak manusia berbentuk unik di Kroasia. Foto: M Kavka via PLOS One.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada temuan unik di Kroasia, Eropa. Sekelompok arkeolog menemukan tiga kerangka manusia kuno di sana, satu di antaranya memiliki tengkorak berujung lancip yang bisa dibilang mirip alien.
ADVERTISEMENT
Menurut hasil sebuah riset yang telah dipublikasikan di jurnal PLOS One pada 21 Agustus 2019, tengkorak itu sengaja dibentuk demikian. Diduga, tengkorak tersebut dibentuk demikian untuk menunjukkan bahwa mereka memiliki kelompok kebudayaan yang berbeda.
Perilaku membentuk tengkorak semacam itu banyak dilakukan orang-orang di berbagai belahan dunia. Biasanya, untuk mengubah bentuk tengkorak itu mereka menggunakan sebuah perban yang diikat kencang pada kepala seseorang saat masih bayi, ketika tengkoraknya masih lunak.
Kebudayaan kuno memiliki sejumlah alasan berbeda dalam melakukan hal ini. Mulai dari menunjukkan status sosial seseorang hingga sengaja melakukannya untuk mempercantik diri.
Praktik ini diduga pertama kali dilakukan di China pada 12.000 tahun lalu. Tapi, tidak diketahui apakah praktik itu akhirnya menyebar atau muncul dengan sendirinya di belahan dunia lainnya.
ADVERTISEMENT
Pada temuan kali ini, para arkeolog menemukan tiga kerangka kuno di sebuah lubang kuburan di situs arkeologi Hermanov vinograd, Kroasia. Kerangka itu ditemukan pada 2013 lalu dan baru mulai diteliti pada 2014 sampai 2017.
Para periset menganalisis tiga kerangka ini dengan sejumlah metode berbeda. Mulai dari analisis DNA sampai penggambaran radiografi, metode penggunaan radiasi untuk melihat isi suatu objek.
Lubang tempat tiga kerangka itu ditemukan. Foto: M Kavka via PLOS One.
Hasil analisis para peneliti mengungkap bahwa semua kerangka itu adalah remaja laki-laki yang meninggal pada usia antara 12 sampai 16 tahun. Ketiganya menunjukkan tanda-tanda malnutrisi, tapi diduga hal itu tidak menjadi penyebab kematian mereka.
"Bisa saja ada suatu penyakit yang membunuh mereka dengan cepat dan tidak meninggalkan jejak apa pun di tulang-tulang mereka," papar Mario Novak, anggota tim arkeolog ini, seperti dilansir Live Science.
ADVERTISEMENT
Novak menjelaskan bahwa timnya tidak menemukan adanya artefak di dekat kerangka tiga remaja itu. Kondisi ini membuat para arkeolog masih menduga-duga atas status sosial ketiganya.
Di samping itu, hasil analisis juga mengungkap bahwa ketiganya hidup antara tahun 415 sampai 560 Masehi. Novak mengatakan bahwa pada periode itu Eropa sangat bergejolak.
Kala itu, Kekaisaran Romawi baru saja jatuh dan banyak populasi baru serta kebudayaan baru memasuki Eropa dan menjadi basis bagi negara Eropa modern. "Bisa dibilang periode ini meletakkan dasar bagi Eropa yang kita kenal sekarang," jelas Novak.
Hasil analisis DNA dari ketiga kerangka yang diduga kuat meninggal saat masih remaja itu mengungkap bahwa satu di antara mereka memiliki leluhur dari Eurasia barat. Satu lainnya memiliki leluhur dari daerah Eurasia timur, dan yang terakhir memiliki leluhur dari Asia Timur.
ADVERTISEMENT
Remaja dari Eurasia timur memiliki bentuk tengkorak berbeda. Bagian tengkorak di dahinya sengaja diratakan. Sedangkan tengkorak remaja dari Asia Timur sengaja dibuat memanjang secara diagonal.
"Kami menduga bahwa pembentukan tengkorak yang berbeda di Eropa digunakan sebagai indikator suatu kelompok kebudayaan tertentu," kata Novak.
Novak dan timnya belum mengetahui pasti dari kelompok kebudayaan yang mana remaja-remaja ini berasal. Tapi, mereka menduga kuat remaja keturunan Asia Timur itu berasal dari suku Hun.