Arkeolog Temukan Kerangka Pria yang Meninggal dengan Cara Amat Sadis

23 September 2019 12:04 WIB
comment
10
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerangka pria yang ditemukan di Milan, Italia. Foto: MiBAC Soprintendenza ABAP Milano
zoom-in-whitePerbesar
Kerangka pria yang ditemukan di Milan, Italia. Foto: MiBAC Soprintendenza ABAP Milano
ADVERTISEMENT
Tim arkeolog dari University of Milan menemukan kerangka seorang pria yang kematiannya bisa dibilang salah satu yang paling mengerikan di dunia. Orang itu mengalami penyiksaan sangat sadis dan sengaja tidak dipenggal dengan benar sebelum meninggal.
ADVERTISEMENT
Para arkeolog melaporkan temuan kerangka tersebut di Journal of Archaeological Science edisi September 2019. Kerangka pria itu berasal dari abad ke-13. Usianya antara 17 sampai 20 tahun saat meninggal. Kerangka itu ditemukan terkubur di daerah Milan, Italia.
Hasil pemeriksaan kerangka menunjukkan bahwa pria malang itu mengalami luka dengan posisi simetris di kedua tangan dan kakinya. Hal ini menunjukkan bahwa cedera itu adalah tindakan yang disengaja.
Berdasarkan catatan sejarah, para peneliti berhipotesis bahwa pria itu mengalami penyiksaan menggunakan alat yang disebut "the wheel". Itu adalah alat penyiksaan yang banyak digunakan di Eropa sampai awal tahun 1500-an. Cara penggunaannya berbeda-beda, tapi sebagian besar orang menggunakan metode memecahkan dan memutus bagian tubuh si korban dengan bantuan alat itu.
ADVERTISEMENT
Buat yang penasaran, begini cara kerja alat itu. Jadi, si algojo akan memulai dengan menjatuhkan the wheel atau roda kayu berat ke tubuh korbannya. Lalu menggerakkannya mulai dari bagian tulang kering ke atas.
Setelah tubuh si korban babak belur, bagian tubuh yang patah akan diikat ke roda itu. Selanjutnya, algojo akan menyiksa si korban dengan menggunakan pisau, cambuk, atau batang besi panas.
Ilustrasi penyiksaan dengan roda kayu alias the wheel. Foto: Wikimedia Commons/Public Domain
Sehabis sesi penyiksaan itu, roda beserta si korban yang sekarat akan digantung di sebuah tiang. Ini bisa berlangsung berhari-hari hingga si korban meninggal atau akhirnya dieksekusi mati secara langsung.
Biasanya, penyiksaan ini sering diberikan kepada mereka yang melakukan tindakan kriminal paling mengerikan. Tapi, di Italia utara, tempat temuan kali ini, jenis penyiksaan ini biasanya diberikan pada orang yang dicurigai sebagai penyebar penyakit.
ADVERTISEMENT
"Korban the wheel ini bisa saja dianggap berbeda oleh orang sezamannya, dan mungkin diskriminasi ini yang menjadi penyebab ia disiksa sampai meninggal, karena ia mungkin dituduh sebagai penyebar penyakit," tulis para peneliti, seperti dilansir IFL Science.
Sadisnya lagi, hasil analisis forensik terhadap tengkorak pria malang itu mengungkap adanya patahan linier. Menurut para peneliti, ini adalah akibat trauma senjata berat dan mengungkap kemungkinan ia dipenggal dengan tidak benar oleh algojonya.
Jika hipotesis ini benar, maka tim peneliti bisa dibilang menemukan hal yang luar biasa. Sebab, ini bisa dibilang sebagai bukti arkeologi pertama manusia yang disiksa dengan the wheel.