news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Arkeolog Temukan Sisa Tubuh 227 Anak Korban Ritual Kuno di Peru

29 Agustus 2019 13:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara kuburan massal di Peru. Foto: AFP/Programa Arqueologico Huanchaco
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara kuburan massal di Peru. Foto: AFP/Programa Arqueologico Huanchaco
ADVERTISEMENT
Tim arkeolog di Peru menemukan kuburan massal anak-anak korban ritual kuno terbesar di dunia. Di kuburan itu mereka menemukan kerangka dari 227 anak-anak berusia antara lima sampai 14 tahun.
ADVERTISEMENT
Kuburan massal itu mereka temukan di sebuah lokasi dekat Kota Huanchaco yang terletak di sebelah utara ibu kota Peru, Lima. Para arkeolog menduga anak-anak malang di dalam kuburan dikorbankan sekitar 500 tahun lalu.
Tim arkeolog mengatakan kepada AFP bahwa ada beberapa tubuh yang masih memiliki rambut dan kulit. Menurut para arkeolog, anak-anak ini dibunuh saat cuaca basah dan dikubur menghadap laut. Hal ini menunjukkan bahwa mereka dikorbankan untuk menyenangkan hati dewa-dewa yang disembah masyarakat peradaban Chimu.
Masyarakat Chimu hidup di pantai utara Peru. Mereka sempat menjadi salah satu peradaban terkuat di daerah itu.
Puncak kejayaan mereka terjadi pada tahun 1200 sampai 1400-an Masehi. Mereka akhirnya ditaklukkan oleh Inca, yang kemudian ditaklukkan oleh Spanyol.
Tengkorak anak-anak yang berusia 14 tahun yang dikorbankan dalam sebuah ritual untuk menghormati dewa budaya Chimu. Foto: AFP/Luis Puell
BBC News memberitakan bahwa masyarakat Chimu menyembah dewa Bulan bernama Shi. Mereka mempercayai bahwa dewa ini jauh lebih kuat daripada Matahari. Para penyembah dewa Shi sering melakukan ritual pengorbanan dalam ritual mereka.
ADVERTISEMENT
Sekarang, penggalian masih terus berlanjut di situs kuburan massal itu. Para arkeolog mengatakan bahwa besar kemungkinan jumlah temuan sisa tubuh akan terus bertambah.
"Di mana pun kami menggali, kami selalu menemukan yang baru," ujar Feren Castillo, kepala tim arkeolog, kepada AFP.