Arkeolog Temukan Spesies Baru Manusia Purba di Sebuah Gua Filipina

16 April 2019 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi manusia purba. (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi manusia purba. (Foto: Flickr)
ADVERTISEMENT
Sekelompok arkeolog berhasil menemukan spesies baru manusia purba yang kini mereka beri nama Homo luzonensis. Mereka menemukannya di dalam Gua Callao di Pulau Luzon, Filipina.
ADVERTISEMENT
H. luzonensis diidentifikasi melalui beberapa tulang kaki dan tangan yang ditemukan di tempat tersebut. Selain itu, tim peneliti juga menemukan beberapa gigi dan tulang paha di sana.
Mereka kemudian mencoba menganalisis 13 bagian tulang dan gigi spesies itu. Hasilnya, mereka menyimpulkan bahwa H. luzonensis memiliki sifat yang tidak dapat disamakan dengan manusia modern (Homo sapiens) ataupun spesies Homo lain yang pernah ditemukan sebelumnya.
H. luzonensis tampaknya merupakan campuran dari spesies manusia purba dan manusia yang muncul belakangan. Soal gigi misalnya, mereka memiliki gigi yang lebih kecil dibandingkan dengan spesies bergenus Homo lainnya. Namun bentuk giginya ini mirip dengan Homo erectus dan paranthropus yang hidup antara 2,6 dan 1,1 juta tahun lalu, yang punya rahang dan gigi besar.
ADVERTISEMENT
Selain gigi, bentuk tulangnya juga unik. Tulang belulang H. luzonensis yang diperkirakan berumur sekitar 67.000 tahun ini menunjukkan kemiripannya dengan spesies Homo awal lainnya. Namun juga mirip australopithecus, makhluk mirip kera berjalan tegak yang hidup di Afrika antara dua dan empat juta tahun yang lalu
Dalam laporan yang telah diterbitkan di jurnal Nature, para peneliti memaparkan bahwa spesies yang ditemukan kali ini sangat berbeda dengan spesies Homo yang pernah ditemukan di wilayah tersebut, termasuk Homo floresiensis. Homo floresiensis sendiri adalah spesies manusia kerdil atau kerap dijuluki sebagai "Hobbit" yang ditemukan di Pulau Flores di Indonesia yang hidup sekitar 190.000 hingga 50.000 tahun lalu.
“Sesuatu yang sangat istimewa. Saya rasa banyak ahli paleoantropologi akan menggaruk kepala mereka atas temuan ini,” ujar John McNabb, dosen senior di arkeologi Paleolitik di University of Southampton, Inggris.
ADVERTISEMENT
“Tulang belulang serta jari kaki memiliki beberapa ciri yang sangat primitif, lebih seperti Australopith Afrika yang hidup dua setengah juta tahun sebelumnya, yang mempertahankan beberapa adaptasi untuk memanjat pohon. Namun ciri-ciri lain, seperti gigi kecil, lebih mirip dengan Homo, namun ada perbedaan,” imbuhnya, seperti dikutip dari Newsweek.
Gigi manusia purba Homo luzonensis. Foto: Callao Cave Archaeology Project
Yang jadi pertanyaan, dari mana H. luzonensis berasal? Dan bagaimana akhirnya mereka ada di Filipina? Para peneliti menduga bahwa mereka telah bermigrasi dari Afrika. Mereka melakukan perjalanan dalam dua gelombang.
Yang pertama melibatkan Homo erectus dan leluhurnya. H. erectus diperkirakan telah mencapai Asia Tenggara sekitar 1,6 juta tahun yang lalu. Sementara gelombang kedua terjadi antara 300.000 dan 200.000 tahun yang lalu. Gelombang migrasi ini juga melibatkan manusia modern.
ADVERTISEMENT
"Apakah hominin Luzon ini menjadi tambahan baru bagi genus kita sendiri (Homo) atau tidak --itu akan menjadi kisah yang menarik untuk diceritakan kepada kita tentang diri kita sendiri," tutup McNabb.