news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Astronom Temukan Objek Paling Terang di Awal Terbentuknya Alam Semesta

10 Juli 2018 17:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi quasar. (Foto: NASA JPL)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi quasar. (Foto: NASA JPL)
ADVERTISEMENT
Berkat bantuan teleskop radio milik National Science Foundation yang bernama Very Long Baseline Array (VLBA), para astronom berhasil menemukan objek paling terang yang berasal dari masa awal terbentuknya awal semesta.
ADVERTISEMENT
Dilansir Science Alert, hasil temuan ini telah dipublikasikan dalam dua jurnal ilmiah yang berbeda, yaitu The Astrophysical Journal dan The Astrophysical Journal Letters.
Dalam temuan tersebut, dijelaskan bahwa objek terang dari awal alam semesta itu terletak di suatu quasar atau galaksi yang mengorbit pada lubang hitam atau black hole yang berjarak sekitar 13 miliar tahun cahaya.
Dijelaskan bahwa quasar tersebut berasal dari masa di mana alam semesta baru berumur tujuh persen dari usianya sekarang.
Karena lokasinya dekat dengan black hole yang berukuran cukup besar, muncul suatu piringan di sekelilingnya yang disebut accretion disk. Piringan ini terlihat karena ada banyak material, seperti cahaya dan emisi radio, yang "dimakan" oleh black hole tersebut.
Ilustrasi Black hole (Foto: Courtesy Robin Dienel/Carnegie Institution for Science/Handout via REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Black hole (Foto: Courtesy Robin Dienel/Carnegie Institution for Science/Handout via REUTERS)
Accretion disk terbentuk dari debu dan juga gas yang berputar pada kecepatan yang luar biasa, mirip dengan air yang mengalir berputar di wastafel.
ADVERTISEMENT
Hal itu menyebabkan terjadinya pergesekan besar saat material tersebut mendapat tarikan dari gaya gravitasi dahsyat yang berasal dari pusat black hole.
Ketika sedang "memakan" material, quasar ini akan mengeluarkan aliran plasma dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya dari koronanya, yang merupakan daerah berisi aliran gas panas di atas dan bawah accretion disk.
Aliran itulah yang tampak sangat terang di spektrum frekuensi radio. Saking terangnya, sinyal tersebut ditangkap oleh teleskop radio VLBA. Quasar itu sendiri akhirnya dinamai PSO J352.4034-15.3373 oleh para ahli.
"Sangat sedikit pancaran radio kuat yang berasal dari masa ketika alam semesta masih muda, dan ini adalah quasar radio paling terang dari masa tersebut dengan faktor 10," ujar ahli astrofisika dari Carnegie Institution for Science, Eduardo Banados.
Ilustrasi quasar. (Foto: NASA/ESA)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi quasar. (Foto: NASA/ESA)
ADVERTISEMENT
Observasi VLBA
Berdasarkan observasinya, VLBA menemukan bahwa quasar tersebut terbagi dalam tiga komponen berbeda, hal ini bisa diintepretasikan dalam dua hal berbeda.
Pertama adalah bahwa black hole terletak di salah satu ujungnya, dan dua komponen sisanya adalah bagian dari satu aliran. Yang kedua adalah black hole itu berada di tengah dengan alirannya berada di masing-masing sisinya.
Sementara itu menurut observasi dari teleskop optik, yang menunjukkan quasar dalam cahaya yang bisa dilihat, posisi dari black hole sendiri sejajar dengan salah satu komponen.
Gambar quasar P352–15,  yang diambil oleh VLBA dari jarak 13 miliar tahun cahaya. (Foto: NRAO/AUI/NSF)
zoom-in-whitePerbesar
Gambar quasar P352–15, yang diambil oleh VLBA dari jarak 13 miliar tahun cahaya. (Foto: NRAO/AUI/NSF)
Artinya, dengan mempelajari dan menganalisis dua bagian dari aliran, para ahli astrofisika bisa menghitung seberapa cepat black hole membesar.
"Quasar ini mungkin adalah salah satu objek paling jauh yang bisa dihitung kecepatan alirannya," ujar Emmanuel Momjian, astronom di National Radio Astronomy Observatory (NRAO).
ADVERTISEMENT
Jika black hole memang berada di tengah, diduga aliran yang ada akan memiliki ukuran yang lebih kecil. Hal ini bisa diartikan bahwa objek tersebut masih berusia muda.
Diperlukan studi lebih lanjut untuk mempelajari skenario manakah yang benar-benar terjadi. Namun temuan atas quasar baru ini sangat bernilai bagi penelitian.
P352-15 memiliki potensi besar untuk menjadi suatu medium dalam mempelajari alam semesta dari Bumi. Hal ini karena spektrum cahaya dari quasar mengalami perubahan akibat melewati hidrogen saat menuju Bumi.
"Sekarang kami mengobservasi P352-15, seakan alam semesta masih berusia kurang dari miliaran tahun," jelas ahli astrofisika NRAO, Chris Carilli.
"Masa itu berada dekat dari periode di mana bintang dan galaksi pertama mengalami reionisasi atom hidrogen netral yang meliputi seluruh alam semesta. Observasi lebih lanjut mungkin akan memberikan kita kesempatan untuk memanfaatkan quasar ini sebagai ide latar belakang dalam menghitung jumlah hidrogen netral yang tersisa pada masa tersebut," timpalnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan bahwa terangnya quasar tersebut dan juga jaraknya menjadikannya sebagai suatu alat unik dalam mempelajari kondisi serta proses yang terjadi di berbagai galaksi di awal terbentuknya alam semesta.