Bagaimana Stephen Hawking Bertahan Lawan Penyakit ALS Selama 55 Tahun?

14 Maret 2018 12:59 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stephen Hawking (Foto: REUTERS/Lucas Jackson)
zoom-in-whitePerbesar
Stephen Hawking (Foto: REUTERS/Lucas Jackson)
ADVERTISEMENT
Kabar duka menyelimuti dunia ilmu pengetahuan. Stephen Hawking, fisikawan ternama dunia abad ke-21, baru saja meninggal dunia pada usia 76 tahun.
ADVERTISEMENT
Stephen Hawking tak hanya terkenal berkat sumbangannya ke dunia ilmu pengetahuan. Ia juga terkenal sebagai seorang yang gigih menghadapi penyakit yang membuatnya terpaksa harus bergantung pada kursi rodanya. Nama penyakitnya itu adalah Amyotrophic Lateral Sclerosis (ALS).
Hawking telah didiagnosis mengidap penyakit itu sejak berumur 21 tahun, tepatnya pada 1963. Sejak tahun 1985 dirinya telah terpaksa harus beraktivitas, bahkan berbicara, dengan bantuan mesin di kursi rodanya akibat penyakit itu.
ALS adalah suatu penyakit yang langka. Penyakit ini menyerang sistem saraf tubuh dan membuat otot-otot menjadi lemah. Hal tersebut mempengaruhi fungsi fisik seseorang. Penyakit ini sangat fatal dan penyebabnya tidak diketahui.
Oleh karena itu, kemampuan Hawking untuk bertahan hidup dan mengisi hidupnya dengan berbagai karya dan aktivitas sungguh mengagumkan. Karena biasanya, mereka yang didiagnosis dengan ALS tak dapat bertahan hidup lama.
ADVERTISEMENT
"Biasanya rata-rata (keberlangsungan hidup orang) setelah diagnosis (ALS) hanya sekitar dua hingga tiga tahun," jelas Leo McCluskey, profesor neurologi dan juga direktur medis ALS Center di University of Pennsylvania, seperti dilansir Scientific American.
Quotes Stephen Hawking (Foto: Lwp Kommunikáció/Flickr dan Sabryna Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Quotes Stephen Hawking (Foto: Lwp Kommunikáció/Flickr dan Sabryna Muviola/kumparan)
Bagaimana Hawking Bisa Bertahan Begitu Lama?
Menurut McCluskey, kematian pada pasien yang didiagnosis dengan ALS biasanya terjadi akibat kegagalan sistem pernapasan.
Selain itu, ia menambahkan, hal lainnya adalah malnutrisi dan dehidrasi akibat menurunnya kemampuan otot untuk menelan.
"Jika Anda tidak mengalami dua hal tersebut, Anda memiliki potensi untuk hidup lebih lama, meski kondisi (ALS) Anda semakin buruk," ujar McCluskey.
"Apa yang terjadi pada dirinya (Stephen Hawking) sungguh luar biasa. Ia sungguh berbeda," tambahnya.
McCluskey juga menjelaskan bahwa salah satu satu faktor yang mungkin menjadi panjangnya umur keberlangsungan hidup Hawking adalah jenis ALSnya yang prosesnya sangat lambat.
ADVERTISEMENT
"Tapi saya tidak begitu yakin karena saya tidak pernah memeriksa dia (Hawking)," imbuhnya singkat.
Stephen Hawking dalam keadaan gravitasi nol (Foto: Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
Stephen Hawking dalam keadaan gravitasi nol (Foto: Wikimedia Commons)
Hawking Jadi Harapan Bagi Penderita ALS Lainnya
Hawking sendiri dianggap memiliki suatu pikiran yang sangat aktif bekerja dan juga terlihat memiliki kesehatan mental yang positif.
Namun menurut McCluskey, hal itu tidak menambah usia keberlangsungan hidup penderita ALS. "Saya tidak mempercayai bahwa hal itu menambah panjang usia saat menderita ALS," katanya.
Quotes Stephen Hawking (Foto: Lwp Kommunikáció/Flickr dan Sabryna Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Quotes Stephen Hawking (Foto: Lwp Kommunikáció/Flickr dan Sabryna Muviola/kumparan)
Meski demikian McCluskey menambahkan bahwa kasus ALS Stephen Hawking ini bisa menjadi harapan bagi mereka yang juga menderita ALS.
"Contoh yang luar biasa atas variabilitas dari suatu penyakit dan juga suatu harapan bagi pasien bahwa mereka dapat hidup cukup lama meski sakit," kata McCluskey.
Sekejap Hidup Stephen Hawking. (Foto: Bagus Permadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Sekejap Hidup Stephen Hawking. (Foto: Bagus Permadi/kumparan)