Bahaya Kesehatan di Balik Setruk Belanja dan ATM

5 Januari 2019 14:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi setruk Belanja. (Foto: sabinevanerp via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi setruk Belanja. (Foto: sabinevanerp via Pixabay)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada bahaya mengancam kesehatan bagi kamu yang gemar menyimpan setruk belanja dan ATM. Menurut lembaga kesehatan lingkungan Ecology Center, kertas thermal yang dipakai untuk setruk ternyata mengandung bahan kimia berbahaya yang bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit, salah satunya kanker.
ADVERTISEMENT
Pernyataan ini diungkap setelah mereka melakukan analisis terhadap 208 kertas setruk yang didapat dari 148 unit bisnis di AS, seperti toko ritel besar dan kecil, pom bensin, bioskop, perpustakaan, dan lain sebagainya. Pengujian dilakukan dengan menggunakan spektroskopi FTIR (Fourier-transform infrared), dengan metodenya divalidasi melalui teknik Gas Chromatography-Mass Spectrometry (GC-MS) di laboratorium pihak ketiga.
Hasilnya penelitian menunjukkan, sebanyak 93 persen kertas tersebut positif mengandung bisphenol A (BPA) atau bisphenol S (BPS), dua bahan kimia yang berkaitan dengan masalah kesehatan. Detailnya, dari 168 sampel kertas setruk, 75 persen di antaranya mengandung BPS dan 18 persen BPA.
Ilustrasi setruk Belanja. (Foto: stevepb via Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi setruk Belanja. (Foto: stevepb via Pixabay)
Laporan Ecology Center menjelaskan, molekul BPA dan BPS dapat dengan mudah berpindah ke apa pun yang menyentuh kertas setruk, termasuk kulit dan uang kertas. Memegang kertas setruk bisa menyebabkan kedua bahan kimia tersebut menyerap ke tubuh dengan cepat. Penyerapannya semakin cepat jika tangan dalam kondisi lembab atau berminyak.
ADVERTISEMENT
"Efek negatif BPA pada hormon, metabolisme, dan sistem tubuh lainnya telah berulang kali ditunjukkan," kata laporan peneliti Ecology Center, seperti dikutip The Sun.
"BPS telah muncul sebagai pengganti yang umum dan disesalkan, (ternyata) menunjukkan efek yang mirip dengan BPA."
Otoritas Kesehatan Dunia Mulai Batasi Penggunaan Bahan Kimia BPA
BPA sendiri tidak hanya digunakan sebagai bahan kertas thermal untuk setruk belanja, tiket angkutan umum, hingga parkir. Bahan kimia ini juga dipakai untuk membuat produk plastik, seperti misalnya botol minum bayi dan wadah penyimpanan makanan, atau lapisan pelindung dan pelapis untuk kaleng makanan dan minuman.
Badan pengawas obat dan makanan di AS (Food dan Drug Administration/FDA) sendiri telah melarang penggunaan BPA pada botol plastik susu dan minum bayi sejak 2012, karena BPA disebut dapat meniru estrogen dan bisa mengganggu perkembangan janin, bayi, dan anak-anak. Ada juga kekhawatiran BPA berkaitan dengan masalah kesuburan, kanker, jantung, obesitas, diabetes, dan masalah kesehatan lainnya.
Balita tidak perlu minum susu formula (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Balita tidak perlu minum susu formula (Foto: Shutterstock)
Sementara badan pengawas penggunaan kimia di Eropa (European Chemicals Agency/ECA) akan membatasi pemakaian BPA pada 2020 mendatang. Anggota komite ECA memperingatkan BPA dapat menggangu sistem endokrin tubuh, yang merupakan kumpulan kelenjar penghasil hormon.
ADVERTISEMENT
Menurut organisasi Breast Cancer UK di Inggris, BPA bisa menyerupai hormon seks perempuan, estrogen, dan beberapa riset disebutnya telah menemukan bahan kimia tersebut mempengaruhi perkembangan jaringan payudara yang meningkatkan risiko kanker payudara.