Bahaya Makan Terlalu Banyak Setelah Berpuasa Selama Sebulan

5 Juni 2019 9:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rendang. Foto: dok.flickr/kalaimanickam
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rendang. Foto: dok.flickr/kalaimanickam
ADVERTISEMENT
Lebaran sering jadi ajang "balas dendam" untuk urusan makan. Banyak orang yang makan berlebihan di hari kemenangan itu, membalas dendam rasa lapar mereka setelah berpuasa selama satu bulan.
ADVERTISEMENT
Hal ini bisa berbahaya bagi tubuh. Para dokter dan ahli mengatakan bahwa perilaku ini bisa menyebabkan banyak efek samping. Mulai dari gangguan pencernaan, rasa panas dalam perut, hingga asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD).
"Orang-orang suka memakan makanan manis dan berat secara berlebihan setelah melewati periode berpuasa yang panjang. Perilaku makan ini bisa menyebabkan masalah serius pada saluran pencernaan, seperti asam lambung serta kenaikan berat badan," jelas Rayan Saleh, ahli diet klinis di Burjeel Hospital for Advanced Surgery, Dubai, kepada Gulf News.
Ia menyarankan agar orang-orang mengontrol porsi makannya. Saleh menambahkan bahwa mengatur ritme makan juga bisa membantu dalam menghindari masalah-masalah tersebut.
"Kunyah makan secara perlahan untuk memastikannya tercerna dengan baik. Perhatikan apa yang Anda makan dan atur waktu sela sekitar empat sampai lima jam di antara dua makan besar untuk membantu tubuh pulih," kata Saleh.
Ilustrasi makan enak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bahaya langsung kembali ke pola makan sebelum puasa
Abdul Majeed Mahmoud, spesialis gastroenterologi di Zulekha Hospital, Dubai, menjelaskan bahwa ada baiknya tidak langsung kembali ke pola makan sebelum puasa di masa pasca-Ramadan. Perilaku makan seperti itu bisa menyebabkan gangguan pencernaan.
"Saat Ramadan, sistem pencernaan terbiasa mendapatkan makanan pada waktu-waktu tertentu, saat berbuka dan sahur. Perubahan tiba-tiba pada rutinitas makan, ditambah dengan makanan tidak sehat, bisa berdampak buruk pada proses pencernaan," ujar Mahmoud kepada Gulf News.
"Hal itu juga bisa menyebabkan rasa kembung dan panas dalam perut. Karena itu, sangat penting untuk memberi waktu pada tubuh untuk bisa menyesuaikan," tambah dia.
Hindari makanan berat saat Lebaran
Mahmoud menyarankan untuk memulai hari pertama Lebaran dengan makanan ringan. Sebisa mungkin hindari makanan berlemak dan minuman bersoda. Jika sulit dilakukan, setidaknya mencoba untuk memakan dalam porsi kecil.
ADVERTISEMENT
Rauan Al Ashqar, ahli diet klinis di Medcare Dubai, menyarankan hal yang sama. Menurutnya, makan dalam porsi kecil bisa membantu menghindari masalah pada perut.
"Semakin sedikit makanan yang dimakan, maka semakin kecil kemungkinan terjadi masalah pencernaan," kata Al Ashqar. "Daging sapi dan kambing memerlukan waktu yang lama untuk dicerna. Jika Anda terpaksa memakannya, maka pilihlah bagian yang tanpa lemak."
Ilustrasi berkumpul saat Lebaran. Foto: Shutterstock
Al Ashqar mengatakan bahwa daging-daging itu bisa diganti dengan daging ayam atau ikan. Ia juga menyarankan agar menghindari makanan yang digoreng atau makanan yang mengandung gula dan lemak yang tinggi.
Aktivitas fisik ringan juga diperlukan untuk membantu pencernaan agar lebih lancar. Berjalan kaki saja sudah cukup membantu tubuh kita untuk mencerna makanan.
ADVERTISEMENT
Amal Premchandra Upadhyay, ahli dari departemen gastroenterologi dan hepatologi Aster Hospital, Dubai, mengatakan bahwa ia sering melihat kasus makan berlebihan pada waktu menjelang Lebaran. Para ahli menyarankan agar kita selalu makan perlahan dan hati-hati, sembari memberi waktu pada tubuh untuk menyesuaikan diri pada aktivitas normal di luar puasa.
"Sangat disarankan untuk makan perlahan dan berhati-hati sambil tubuh terbiasa kembali ke rutinitas makan yang lama. Sebelum bisa kembali ke rutinitas lama, usus Anda harus kembali ke pola aktivitas normalnya, baik dalam hal mekanis atau sekresinya," kata Upadhyay.