Banyak Perempuan AS Pasang KB Setelah Donald Trump Menang Pemilu

15 Februari 2019 8:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pil KB Foto: thinsktock
zoom-in-whitePerbesar
Pil KB Foto: thinsktock
ADVERTISEMENT
Jumlah perempuan Amerika Serikat yang menggunakan alat KB atau kontrasepsi jangka panjang melonjak semenjak Donald Trump terpilih jadi Presiden AS. Para peneliti meyakini, para perempuan itu khawatir dengan rencana Donald Trump yang ingin menghapus program Obamacare.
ADVERTISEMENT
Obamacare sendiri adalah hukum yang menjamin pelayanan kesehatan untuk warga AS. Obamacare atau Undang-undang (UU) Perlindungan Pasien dan Perawatan Terjangkau (Patient Protection and Affordable Care Act/PPACA) ini digagas oleh Barack Obama sewaktu masih menjabat sebagai Presiden AS.
Sementara Donald Trump, sejak masa kampanye, sudah mengatakan hendak menghapus program besutan Obama tersebut.
Nah pada 2017, presiden Planned Parenthood, Cecile Richards, mengatakan kepada CNN bahwa organisasinya telah menyaksikan lonjakan 900 persen jumlah perempuan yang ingin mendapatkan alat kontrasepsi IUD setelah kemenangan Trump.
Fakta inilah yang kemudian membuat para peneliti tergelitik untuk menyelidiki lebih lanjut angka pasti soal kenaikan pemasangan IUD ini.
Ilustrasi pil KB. Foto: Thinkstock
Berbekal rasa penasaran dan skeptis, mereka kemudian melakukan riset dengan cara menganalisis data perempuan AS berusia antara 18 dan 45 tahun yang mendaftar asuransi komersial dan membandingkan data sebulan setelah kemenangan Trump pada 8 November 2016 dengan data sebulan sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, mereka juga membandingkan data sebulan pada selang tanggal yang di tahun 2015 dengan data sebelumnya.
Hasilnya sebagaimana telah dipublikasikan di jurnal JAMA Network, ditemukan hal menarik terkait kemenangan Trump dan pemasangan alat kontrasepsi ini. Dalam sebulan setelah kemenangan Trump pada 8 November 2016, didapatkan hasil pengolahan data bahwa jumlah perempuan AS yang memasangi tubuhnya dengan alat kontrasepsi jangka panjang (long-acting reversible contraceptive/LARC) meningkat dibanding sebulan sebelumnya, dari 13,4 menjadi 16,3 per 100.000 perempuan.
Sementara pada sebulan sebelum dan sesudah tanggal 8 November 2015, kenaikannya hanyalah sebesar 12,9 per 100.000 perempuan menjadi 13,7 per 100.000 perempuan.
LARC yang banyak dipasang perempuan AS setelah Trump menang pemilu ini adalah semacam alat kontrasepsi berbentuk T (IUD) seukuran uang logam yang ditempatkan di dalam rahim untuk mencegah kehamilan selama sepuluh tahun.
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump saat pidato kongres kenegaraan di Capitol Hill, Washington, Amerika Serikat. Foto: REUTERS/Jim Young
ADVERTISEMENT
Para peneliti mengajukan teori bahwa kenaikan pemasangan LARC setelah Trump menang pemilu AS ini adalah karena perempuan AS takut Trump bakal menghapus program Obamacare, sebagaimana yang diberitakan banyak media dan laporan sebelumnya.
Berbagai laporan anekdotal dari industri perawatan kesehatan, sebagaimana dilansir Newsweek misalnya, menyebut memang ada lebih banyak perempuan AS yang meminta dipasangi LARC setelah kemenangan Trump. Penyebabnya, menurut mereka, kemungkinan karena para perempuan AS khawatir Trump akan mencabut program Obamacare.
Sebab, bila program itu dicabut, para perempuan AS nantinya bakal lebih sulit untuk mengakses alat kontrasepsi.