Batu Berisi Permata dari Luar Tata Surya Kita Ditemukan di Mesir

10 Januari 2018 15:32 WIB
Ilustrasi Antariksa (Foto: Yuri B/pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Antariksa (Foto: Yuri B/pixabay)
ADVERTISEMENT
Sebuah batu kecil misterius berisi permata ditemukan di Mesir. Ternyata, batu kecil misterius tersebut berasal dari galaksi nun jauh di sana, tepatnya di luar sistem tata surya kita.
ADVERTISEMENT
Batu yang disebut Hypatia itu sebenarnya sudah ditemukan sejak 2013 lalu, namun baru diketahui jika materialnya tidak ditemukan di meteorit mana pun, termasuk di tata surya kita. Berkat penemuan Hypatia, pertanyaan-pertanyaan mengenai formasi sistem tata surya pun semakin bermunculan.
Dilansir Science Alert, tim peneliti dari University of Johannesburg telah menganalisis matriks (massa dasar batuan) kandungan karbon dari batu tersebut. Mereka menemukan kurangnya zat silika yang menjadikan batu tersebut berbeda dengan material yang jatuh ke Bumi dari luar angkasa. Selain itu, ditemukan juga adanya mineral yang diduga lebih tua dari Matahari kita.
Biasanya meteorit non metal yang disebut chondrite memiliki komposisi yang mirip material di Bumi, dengan sejumlah kecil karbon, dan banyak silikon. Tetapi Hypatia adalah kebalikannya, dengan banyak karbon dan sangat sedikit silikon.
ADVERTISEMENT
"Sangat tidak biasa, matriks (Batu Hypatia) memiliki kandungan senyawa karbon tinggi yang sangat spesifik, disebut polyaromatic hydrocarbons atau PAH, yang merupakan salah satu komponen utama debu luar angkasa, dan telah eksis bahkan sebelum tata surya kita terbentuk," kata Jan Kramers, pemimpin tim peneliti.
Tak hanya itu, tim peneliti juga menemukan alumunium dalam bentuk metalik murni, suatu hal yang sangat jarang terjadi di tata surya kita.
Mereka juga menemukan silikon karbida (silicon carbide) atau yang dikenal juga dengan moissanite, dan juga fosfid iodin perak (silver iodine phosphide) dalam bentuk yang tidak diduga.
Batu Hypatia di Mesir. (Foto: Dr Mario di Martino/INAF Osservatorio Astrofysico di Torino)
zoom-in-whitePerbesar
Batu Hypatia di Mesir. (Foto: Dr Mario di Martino/INAF Osservatorio Astrofysico di Torino)
Sebuah senyawa yang kandungannya kebanyakan adalah fosfor dan nikel, tanpa besi, adalah sebuah komposisi mineral yang belum pernah dilihat sebelumnya di Bumi ataupun di material angkasa lainnya.
ADVERTISEMENT
Fakta-fakta ini menyimpulkan bahwa Hypatia terbentuk dari material yang lebih tua dari Matahari kita. Tetapi batu tersebut dianggap baru terbentuk setelah adanya Matahari, karena diperlukan sebuah awan padat seperti solar nebula untuk membentuk sebuah objek besar.
Temuan ini bisa membantu kita mempelajari lebih dalam lagi mengenai formasi planet. Saat ini, masih diperlukan riset lebih mendalam untuk membantu pemahaman kita atas hal tersebut.
"Hypatia terbentuk di suatu lingkungan yang dingin, kemungkinan pada temperatur di bawah nitrogen cair (-196 celcius). Di tata surya kita kemungkinan itu (Hypatia) berasal dari tempat yang lebih jauh dari sabuk asteroid di antara Mars dan Jupiter, yang di mana kebanyakan meteroit berasal," ujar Kramers.
Menurut Kramers, untuk sekarang informasi mengenai komposisi kimia dari objek angkasa di luar sistem tata surya kita masih sangat sedikit. Pertanyaan selanjutnya bakal menggali lebih jauh ke arah dari mana Hypatia itu berasal.
ADVERTISEMENT