Batu Berusia 3,8 Miliar Tahun Ungkap Asal-usul Kehidupan

16 April 2019 14:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Batu berumur miliaran tahun yang ditemukan di Taman Nasional Karijini Foto: University College London/Dr Dominic Papineau
zoom-in-whitePerbesar
Batu berumur miliaran tahun yang ditemukan di Taman Nasional Karijini Foto: University College London/Dr Dominic Papineau
ADVERTISEMENT
Ada beberapa teori yang meyakini bahwa kehidupan pertama di Bumi baru muncul tidak lama setelah planet ini bersuhu cukup dingin. Para ilmuwan lantas berusaha mencari bukti untuk mendukung teori tersebut.
ADVERTISEMENT
Bukti yang dibutuhkan diduga telah ditemukan oleh para peneliti melalui grafit (terdiri atas lapisan atom karbon) bergelombang pada bebatuan kuno di Greenland. Bahkan, penemuan ini juga dapat memperluas kapasitas ilmu pengetahuan manusia untuk menemukan kehidupan di planet lain.
Greenland merupakan salah satu wilayah di Bumi yang memiliki hamparan cukup luas dari bebatuan kuno, yang diduga berasal dari beberapa bentuk kehidupan paling awal. Di sana, para peneliti dapat menemukan partikel karbon grafit, yang tidak jauh berbeda dengan isi pensil. Penemuan karbon ini menciptakan banyak antusiasme, karena kemungkinan juga merupakan sisa-sisa kehidupan paling awal.
Planet bumi. Foto: Qimono via Pixabay
Meski begitu, apakah karbon memiliki sumber nonbiologis, atau mungkin malah berasal dari makhluk hidup lebih baru yang masuk ke dalam bebatuan utuh? Salah satu anggota tim peneliti dari University College, London, Dr. Dominic Papineau, mencoba menjawab pertanyaan ini.
ADVERTISEMENT
"Kami sekarang memiliki beberapa untaian bukti bahwa asosiasi mineral ini (karbon grafit) adalah (sisa) biologis dalam formasi bebatuan besi bergelombang," terangnya dalam makalah Earth and Planetary Science.
Grafit tersebut terperangkap dalam batuan besi bergelombang, dengan beberapa di antaranya telah berusia lebih dari 3,8 miliar tahun. Dalam 10 kasus telah ditemukan bahwa grafit pula berhubungan dengan apatite, komponen gigi dan tulang yang berasal benda nonbiologis.
Ilustrasi kehidupan Neanderthal. Foto: 12019 via Pixabay
Kondisi bebatuan itu telah berubah oleh panas dan tekanan (yang diperkirakan oleh para ahli geologi) yang akan menghancurkan unsur kimia biologis di dalamnya. Adapun distribusi sisa-sisa organisme ke dalam bebatuan ini yang diendapkan oleh cairan panas, seperti dari air yang dipanaskan secara vulkanik.
Ada kemungkinan jejak kehidupan organisme awal itu akan hilang secara alami dalam waktu sangat lama. Tetapi, jika karbon grafit ini bisa bertahan dari suhu dan tekanan 550 derajat Celsius (seperti dialami oleh formasi bebatuan besi bergelombang di Michigan, Amerika Serikat, dalam laporan Journal of the Geological Society), maka ada kemungkinan bebatuan ini akan berhasil bertahan melewati 2 miliar tahun lagi.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, bila Mars memang pernah menjadi rumah bagi kehidupan purba, jejak-jejak yang ditinggalkannya mungkin akan menyerupai ini bebatuan yang mengandung karbon grafit. "Ini memiliki implikasi besar (terhadap ilmu pengetahuan) tentang bagaimana kita menentukan asal karbon dalam sampel batuan ekstraterrestrial yang berasal dari tempat lain di Tata Surya," tutup Papineau.