Bayi Lahir Caesar Lebih Rentan Mengidap Autisme?

30 Agustus 2019 10:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi operasi caesar. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi operasi caesar. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Beberapa waktu lalu, aktris Dian Sastro kembali menjadi perbincangan hangat. Namun kali ini bukan mengenai film terbaru yang dibintangi Dian, melainkan tentang kondisi putra sulungnya, Shailendra Naryama Sastraguna Sutowo, yang dikabarkan mengidap autisme.
ADVERTISEMENT
Autisme dikenal sebagai kondisi yang menunjukkan bahwa anak mengalami gangguan perkembangan otak sehingga memengaruhi cara mereka berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Gejala autisme pada anak dapat terdeteksi sejak mereka berusia enam bulan.
Sejauh ini, ada beberapa spekulasi muncul terkait pemicu autisme pada anak. Salah satu yang paling santer terdengar adalah autisme disebabkan karena proses kelahiran caesar.
Para peneliti yang berasal dari Swedia dan Spanyol belum lama ini berhasil mengumpulkan sekitar 20 juta data terkait persalinan, baik dengan cara operasi caesar maupun normal, dari 61 studi observasi yang pernah ada. Beberapa studi tersebut bahkan dilakukan pada tahun 1960-an.
Ilustrasi bayi. Foto: Unsplash
Dalam penelitian tersebut terungkap bahwa anak-anak yang dilahirkan dengan proses persalinan caesar memiliki risiko 1,33 kali lebih besar untuk memiliki spektrum autisme dibandingkan anak-anak yang dilahirkan melalui persalinan normal.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Science Alert, fakta ini kemudian menjadi rujukan para orang tua untuk mempertimbangkan proses persalinan yang paling tepat bagi sang ibu. Hal ini bertujuan agar di kemudian hari, efek persalinan tersebut tidak menimbulkan risiko buruk pada kondisi kesehatan si bayi.
Melalui penelitian semacam ini, para orang tua bisa memahami lebih awal tentang risiko yang mungkin ditimbulkan dari sebuah proses persalinan. Peneliti kebidanan University of Queensland, Gino Pecoraro, pun sepakat bahwa penelitian semacam ini bisa menjadi referensi para orang tua untuk mengambil keputusan yang paling tepat.
“Penting bagi dokter untuk menjelaskan kepada pasiennya soal risiko dan manfaat dari setiap keputusan yang mereka ambil,” terang Pecoraro sebagaimana diberitakan Science Alert.
Ilustrasi bayi. Foto: shutterstock
Meski tak sepenuhnya menampik hasil penelitian yang menyebutkan persalinan caesar rentan menyebabkan bayi terlahir dengan autisme, Pecoraro menyarankan penelitian ini patut untuk ditelaah lebih lanjut.
ADVERTISEMENT
“Studi ini tentu saja menarik, namun masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan apakah persalinan melalui operasi caesar benar-benar akan menimbulkan masalah kesehatan mental pada anak-anak,” kata dia.
Baik proses persalinan caesar maupun normal, keduanya tentu memiliki risiko dan manfaat tersendiri. Sebaiknya, sebelum memutuskan apakah ingin melahirkan secara normal atau caesar, semua harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan pakar medis.