Begini Cara Diet yang Tepat untuk Kucing Obesitas

28 Januari 2018 18:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hewan peliharaan kucing  (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hewan peliharaan kucing (Foto: Pixabay)
ADVERTISEMENT
Bagi para pecinta kucing, melihat kucing berbadan gemuk dan senang bermalas-malasan, mungkin akan terkesan sangat lucu. Sayangnya, sama seperti manusia, obesitas pada kucing pun bisa berbahaya bagi kesehatan.
ADVERTISEMENT
Association for Pet Obesity Prevention menyatakan, 60 persen kucing di Amerika Serikat mengalami kelebihan berat badan.
Penyakit yang bisa terjadi pada kucing yang obesitas di antaranya adalah diabetes, gangguan tulang, hingga berkurangnya angka harapan hidup.
Karena itu, bagi pemilik kucing yang mengalami obesitas, sudah menjadi kewajiban untuk mengajak kucingnya berdiet agar lebih sehat.
Hanya saja, mengurangi berat badan kucing memang bukan perkara mudah. Kucing memang terkenal pemalas dan sulit diajak berolahraga. Belum lagi, para pemilik kucing juga pasti tahu bagaimana rewelnya kucing kesayangan mereka kalau belum diberi makan.
Ilustrasi Kucing (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kucing (Foto: Pixabay)
Dalam studi yang dilakukan University of Illinois, Amerika Serikat, menurunkan berat badan kucing ternyata harus melakukan pengurangan porsi makanan secara bertahap, bukan sekaligus.
ADVERTISEMENT
Cara ini telah berhasil dilakukan dalam riset para peneliti. Delapan ekor kucing yang dinyatakan obesitas akhirnya bisa mencapai berat normal setelah berdiet selama 18 minggu dengan dikurangi makanannya secara bertahap dalam delapan minggu.
"Maksud dari diet ini adalah agar kucing bisa mengurangi lemak dan menurunkan berat badan," kata penulis studi, Kelly Swanson, dosen ilmu hewan dan nutrisi di University of Illinois, dalam siaran pers yang diterbitkan oleh universitasnya.
"Kalau kucing turun berat badannya dengan terlalu cepat, mereka bisa terkena penyakit hati. Kita menargetkan pengurangan berat badan 1,5 persen setiap bulannya. Ini berbeda dari anjuran American Hospital Association (anjurannya 0,5 sampai 2 persen per minggu)."
Meatball kucing gemuk. (Foto: Facebook: Meatball&Mochi)
zoom-in-whitePerbesar
Meatball kucing gemuk. (Foto: Facebook: Meatball&Mochi)
Menghitung Body Condition Score (BCS)
Kedelapan kucing yang menjadi peserta studi, semuanya jantan dan sudah dikebiri, tinggal bersama di sebuah ruangan besar. Mereka masuk kandang hanya ketika waktu makan.
ADVERTISEMENT
Kesehatan mereka diawasi dengan baik. Para peneliti juga memantau berat badan mereka, aktivitas fisik, bakteri di perut, kondisi darah sampai kondisi tubuh (Body Condition Score/BCS). Kucing yang kelebihan berat badan akan memiliki BCS antara 8 atau 9 . Sementara BCS rendah menandakan kucing kekurangan gizi.
Dalam penelitian ini, rata-rata kucing yang ikut studi memiliki BCS 7,5 dan ditargetkan turun dengan skor 5.
Luhu, Kucing Berwajah Sedih (Foto: Instagram @lanlan731)
zoom-in-whitePerbesar
Luhu, Kucing Berwajah Sedih (Foto: Instagram @lanlan731)
Kucing-kucing ini memakan makanan tinggi serat selama empat minggu, kemudian makanan dengan protein seimbang. Minggu pertama, makanan mereka dikurangi 20 persen. Kemudian dikurangi terus selama delapan minggu dan sejak minggu 10 porsi makannya dipertahankan untuk menjaga berat badan.
Menurut Swanson, pengurangan porsi makanan secara bertahap dapat membantu mencapai berat badan ideal setiap minggunya.
ADVERTISEMENT
"Sama seperti manusia, hewan pun kalau berdiet akan kehilangan berat badannya di minggu pertama, tapi setelah itu tidak ada kelanjutannya," kata Swanson.
Ilustrasi Kucing (Foto: Pixabay)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kucing (Foto: Pixabay)
Namun, meyakinkan pemilik hewan untuk mengurangi makanan untuk hewannya, bisa jadi adalah hal sulit. Karena biasanya, pemilik hewan langsung mengurangi makanan kucing dalam jumlah besar.
Setelah delapan belas minggu, rata-rata skor BCS kucing berkurang dari 7,5 menjadi e6. Selain itu persentase lemak tubuh pun berkurang dari 41 persen hingga 31 persen, serta konsentrasi lemak trigliserida, lemak penyebab stroke dan penyakit jantung, pun berkurang.
Untuk tingkat aktivitasnya, tidak ada perubahan keaktifan kucing, alias mereka tetap malas-malasan seperti biasa meskipun berat badannya sudah turun.