Begini Cara Kenali Gangguan Menstruasi

22 April 2019 7:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sakit saat menstruasi. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Sakit saat menstruasi. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sekitar 30 persen perempuan di dunia dilaporkan memiliki periode menstruasi berat selama beberapa kali di masa reproduksinya. Bahkan, sekitar 15 persen di antaranya yang mengalami haid dengan perdarahan berlebihan (menoragia) didiagnosis memiliki penyakit von Willebrand atau gangguan pendarahan yang disebabkan oleh rendahnya kadar protein membeku dalam darah, menurut riset BJOG.
ADVERTISEMENT
Seorang ahli hematologi dan ilmuwan klinis dari Queen's Univeristy di Kanada, Paula James, berpendapat, masalah utama perempuan dengan kelainan menstruasi butuh waktu 15 tahun untuk mendapatkan pengujian dan pengobatan yang tepat.
Hal ini justru dikhawatirkan, karena para perempuan ini berisiko mengalami pendarahan akut yang mengarah pada transfusi darah dan tidak mungkin dilakukan histerektomi atau operasi pengangkatan rahim.
Oleh sebab itu, James ingin berbagi informasi tentang periode menstruasi berat, seperti apa gangguan menstruasi yang berisiko hemofilia dan von von Willebrand, serta bagaimana perempuan dapat menangani pendarahan dengan mudah.
Ilustrasi menstruasi Foto: Thinkstock
Kekurangan zat besi dan siklus menstruasi abnormal
Gangguan menstruasi pada perempuan, seperti von Willebrand dan hemofilia, misalnya, keduanya disebabkan oleh faktor yang sama, yaitu kurangnya protein dalam darah untuk pembekuan darah.
ADVERTISEMENT
Bagi banyak perempuan, terutama mereka yang berada dalam keluarga dengan masalah kesehatan yang sama, gangguan menstruasi dianggap sebagai hal biasa dan faktor keturunan. Ada pula stigma sosial yang menentang diskusi terbuka soal siklus menstruasi berat yang sulit diatasi.
Ditambah, kurangnya informasi tentang bahaya siklus menstruasi abnormal jadi alasan mengapa para perempuan menyepelekan gangguan menstruasi.
Tanda-tanda gangguan menstruasi yang dialami perempuan bisa dilihat dari kebiasaan mengganti pembalut lebih dari satu jam sekali, mengalami anemia dengan defisiensi atau kekurangan zat besi, dan mengalami pendarahan menstruasi lebih dari tujuh hari.
Anemia defisiensi zat besi menjadi perhatian khusus, karena itu dapat menyebabkan kelelahan, sesak napas, serta menurunnya performa kerja.
Ilustrasi menstruasi. Foto: Shutterstock
Menurut Paula, kekurangan zat dan seringnya periode datang bulang berat tak jarang diabaikan oleh pasien. Kedua hal ini bisa menjadi tanda adanya gangguan menstruasi. Beruntung, keduanya juga mudah diobati jika pasien mendapat diagnosis dari dokter yang menanganinya.
ADVERTISEMENT
Banyak organisasi yang melakukan studi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyrakat tentang gangguan pendarahan. Beberapa organisasi, seperti World Federation of Hemophilia misalnya, telah berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa perempuan juga dapat menderita hemofilia.
Menurut Paula, peran terapi dalam pengobatan hemofilia untuk perempuan belum jelas dan masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami bagaimana perempuan dapat mengalami pendarahan haid yang tidak normal.
Salah satu penelitian baru Paula bersama ilmuwan lain dari Emory University dan Children's Healthcare of Atlanta di jurnal Blood Advances menemukan, sistem pembekuan darah dari penderita hemofilia tidak bereaksi trauma atau stres hemostatik. Oleh sebab itu diperlukan penanganan yang cepat dan berkelanjutan untuk menghentikan pendarahan pasca cedera yang dialami hemofilia.
ADVERTISEMENT
"Pemahaman tentang gangguan pendarahan yang dialami perempuan saat ini sudah mengalami kemajuan. Dan saat ini dibutuhkan lebih banyak penelitian dan pendidikan agar perempuan dapat menerima diagnosis dan perawatan dengan benar," kata Paula, seperti yang dilansir Science Alert.