Begini Perbedaan Cacar Monyet dan Cacar Air

20 Mei 2019 18:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi cacar. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi cacar. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pada April kemarin Singapura menghadapi kasus pertama cacar monyet di negaranya. Seorang pria asal Nigeria yang baru tiba di bandara Singapura dinyatakan positif mengidap cacar monyet.
ADVERTISEMENT
Pria itu dalam kondisi stabil dan telah diisolasi di National Center for Infectious Diseases (NCID). Sebanyak 22 dari 23 orang yang melakukan kontak dengan pria itu juga telah dikarantina untuk tindak pencegahan. Adapun satu orang lainnya telah pulang ke negara asalnya dan tidak menunjukkan gejala cacar monyet.
Kejadian ini membuat heboh Indonesia. Ada beberapa bandara yang melakukan pemeriksaan penumpang dari Singapura untuk mencegah penyakit ini menyebar ke Indonesia.
Cacar monyet sendiri punya kemiripan dengan cacar air. Keduanya punya simtom awal yang serupa, seperti rasa lelah dan sakit kepala.
Beberapa hari setelahnya, menurut WHO, penderita cacar monyet akan mulai mengalami demam. Penderita juga akan menderita ruam di seluruh bagian tubuh, terutama di bagian wajah.
ADVERTISEMENT
Ruam ini kemudian berubah, mulai dari bintik merah seperti cacar (makulopapula), lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras.
Jarang menular dari manusia ke manusia
Meski mirip cacar air, ada beberapa perbedaan pada cacar monyet. Dr Andrew Thornber, dokter yang menangani kasus cacar monyet di Inggris pada 2018 lalu, mengatakan bahwa cacar monyet adalah penyakit langka dan penularannya tidak semudah cacar air.
"Cacar monyet bisa menular dari manusia ke manusia, tapi sangat kecil risiko cacar monyet menular ke masyarakat luas, jadi orang-orang tidak perlu panik," ujar Thornber kepada Express.
Cacar monyet atau monkeypox adalah penyakit akibat virus yang ditularkan melalui binatang (zoonosis). Penularan dapat terjadi melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau lesi pada kulit atau mukosa dari binatang yang tertular virus.
ADVERTISEMENT
Penularan pada manusia bisa terjadi karena kontak dengan monyet, tikus gambia, dan tupai. Mengonsumsi daging binatang yang telah terkontaminasi juga bisa menyebabkan orang tertular penyakit ini.
Adapun penyakit cacar air mudah menular dari manusia ke manusia. Penularan terjadi ketika seseorang menyentuh ruam, air liur, atau ingus penderita cacar air.
Ilustrasi cacar. Foto: Shutterstock
Lebih fatal dibanding cacar air
Meski lebih jarang menular dari manusia ke manusia, cacar monyet lebih fatal dibanding cacar air. Menurut WHO, antara satu sampai 10 persen pasien penderita cacar monyet meninggal dunia. Sementara pada kasus cacar air, hanya satu dari 60.000 pasiennya yang meninggal dunia.
Sampai sekarang masih belum ada vaksin yang tersedia untuk menghindari penularan cacar monyet. Selain itu, belum ada pengobatan khusus untuk mengatasi cacar monyet. Adapun infeksi cacar air sudah bisa dihindari dengan pemberian vaksin.
ADVERTISEMENT